Lihat ke Halaman Asli

M Anwar Sidiq

Santri/Pelajar/Mahasiswa

Pembukuan Mushaf Al-Qur'an

Diperbarui: 8 April 2024   15:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Al Qur'an Pada masa Rasulullah SAW, belum ada mushaf Al-Qur'an seperti saat ini. Al Qur'an mulai di tulis pada masa Sahabat, dan yang pertama kali membukukan Al Qur'an adalah pada masa Sahabat Khulafaur Rasyidin. Karena banyak sahabat yang gugur di Medan peperangan, maka dikhawatirkan jika tidak ditulis, Al Qur'an bisa hilang.

Pada masa Tabi'in, Mushaf Al-Qur'an yang ditulis oleh para sahabat masih terlalu tinggi, hurufnya rumit sehingga susah untuk dibaca. Kemudian pada tahun 65 Hijriah, diberi tanda "titik" oleh Imam Abu Aswad ad Duali. Agar lebih mudah dibaca.

Di masa Tabi'it Tabi'in, tanda titik masih belum cukup, Kemudian diberi harokat oleh Syekh Kholil bin Ahmad Al Farahidi, Guru dari Imam Sibawaih, pada tahun 150 Hijriyah.

Dahulu, Ketika Islam semakin menyebar ke penjuru dunia, sehingga Al-Qur'an semakin banyak dibaca oleh berbagai orang dengan suku dan ras yang berbeda-beda.

Ketika orang Andalusia diajari 'Waddluha" Keluarnya "Waddluhe".

Ketika orang Turki diajari  "mustaqiim" keluarnya "mustaqiin".

Ketika orang Padang (Sumbar) diajari  "Lakanuud"  keluarnya "lekenuuik".

Ketika Orang Sunda diajari  "alladzina" keluarnya "alad zina".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline