Lihat ke Halaman Asli

Muhammad AnugrahBrilliant

Mahasiswa Universitas Airlangga

Brand Re-work yang Keren dan Mengurangi Dampak Buruk dari Tren Thrifting

Diperbarui: 14 Juni 2022   06:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tren Thrifting sudah tidak asing lagi bagi telinga masyarakat indonesia di tahun 2022,berburu pakaian bekas seperti pakaian dan celana dengan harga murah sangat digemari masyarakat indonesia ,khususnya para remaja ,Tetapi dengan tren yang sangat ramai ,akhirnya banyak orang yang mengikuti tren ini sebagai penjual ,penjual kini berbondong-bondong membeli ball (istilah paket pakaian thrift) barang bekas yang di import dari luar negri dengan jumlah yang banyak membuat limbah tekstil menumpuk.Terlepas dari kenyataan bahwa penghematan dirancang untuk membantu individu mengurangi limbah tekstil, limbah tekstil terus meningkat di negara berkembang. Pasalnya, negara berkembang seperti Indonesia merupakan penerima utama pakaian bekas dari negara maju. Meski mayoritas dikurasi karena banyaknya permintaan pakaian bekas, tak bisa dipungkiri konsumen masih rewel soal barang yang mereka beli.

Lantas, bagaimana dengan pakaian yang tidak lolos uji minat pasar? Jutaan ton sampah ini berakhir di tempat pembuangan sampah sebagai tumpukan kain kusut. Parahnya, limbah tekstil adalah yang paling sulit untuk diproses dan dihancurkan dari semua jenis limbah.

Maka dari itu Perlu adanya memanfaatkan pakaian yang tidak lolos uji minat pasar menjadi barang yang bermanfaat,bahkan menambah daya jual yaitu dengan brand re-work ,Apa itu Brand re-work? Brang re-work ialah campuran pakaian atau potongan dari beberapa pakaian yang dijadikan satu menjadi estetika.dengan model pakaian yang unik dan khas, mejadikan pakaian bekas yang tidak bernilai menjadikan nilai tambah jual.tentunya dengan memanfaatkan kreatifitas yang bermanfaat itu dapat dijadikan usaha jual beli pakain hasil re-work.siapa yang berminat?, tentu saja manfaat yang paling penting ialah  limbah tektil yang menumpuk dapat berkurang dan teratasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline