Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
PT Pagilaran merupakan perusahaan yang termasuk ke dalam golongan Perkebunan Besar Swasta Nasional (PBSN) yang berkantor pusat di Jl.Faridan M Noto No 11 Kotabaru Yogyakarta.
PT Pagilaran memiliki beberapa unit produksi yang tersebar di beberapa daerah, diantaranya adalah Unit Produksi Pagilaran, Unit Produksi Kaliboja, Unit Produksi Jatilawang dan Unit Produksi Sidoharjo. Unit Produksi Pagilaran merupakan unit pengolahan teh hitam yang terletak di Desa Keteleng, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Luas lahan PT Pagilaran di Kecamatan Blado memiliki luas sebesar 4.700 ha.
Cakupan usaha PT Pagilaran antara lain: di bidang perkebunan, perindustrian, perdagangan hingga konsultasi. PT Pagilaran memiliki beberapa komoditas yakni teh hitam, kakao, serta melakukan pengelolaan pada beberapa produksi unit yang dimilikinya. Salah satu produksi di PT Pagilaran adalah teh hitam.
Proses produksi teh hitam melalui beberapa tahapan diantaranya adalah proses pelayuan, sortasi basah, oksidasi enzimatis, pengeringan, sortasi kering, pengemasan dan penyimpanan oleh mitra. Proses ini menyebabkan teh hitam memiliki kafein lebih tinggi dibandingkan teh hijau (Wilantari et al., 2018) Pengelolaan unit produksi menggunakan sumber daya manusia (SDM).
Berdasarkan data yang diambil pada tahun 2023, PT Pagilaran mempekerjakan SDM sebanyak 158 orang. Salah satu penghambat produktivitas dalam memproduksi teh di PT Pagilaran, khususnya di perkebunan Teh di Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, Jawa Tengah adalah para pekerja pemetik daun teh yang sering mengalami nyeri punggung bawah atau low back pain. Penyakit ini menyebabkan rasa tidak nyaman pada pekerja pemetik daun teh sehingga banyak pekerja yang mengajukan izin sakit. Gambar 1 memperlihatkan tim PKM-PI telah berdiskusi dengan mitra.
Dari permasalahan tersebut Tim PKM-PI berkeinginan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada mitra dengan membuat alat pemotong daun teh otomatis yang diberi nama GAMATEA. GAMATEA dibuat dengan memperhatikan sistem ergonomis. Alat ini dioperasikan oleh operator dengan cara mengendalikan mesin dan didorong. GAMATEA dilengkapi dengan berbagai fitur 2 atau fungsi, antara lain: unit pemotong daun teh yang bekerja secara otomatis, unit pengarah daun teh, dan unit penampung daun teh yang telah dipotong. GAMATEA juga dilengkapi dengan roda sehingga memudahkan mobilitas alat. Dengan dibuatnya alat ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada pada mitra.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan diselesaikan dalam program ini adalah :
- Bagaimana merancang mesin GAMATEA, sehingga dapat menyelesaikan permasalahan mitra?
- Bagaimana membuat dan mengimplementasikan mesin GAMATEA, sehingga dapat menyelesaikan permasalahan mitra?
- Apa saja dampak positif yang akan didapatkan oleh mitra dengan adanya implementasi mesin GAMATEA ini dan mengurangi dampak penyakit low back pain?
1.3 Tujuan dan Manfaat