Lihat ke Halaman Asli

Pertanda

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="" align="aligncenter" width="403" caption="gambar/dusone.wordpress.com"][/caption]

Malam itu aku bermimpi tentang jam tiga sore yang menjelma subuh yang hitam dan remang. Jam tiga sore yang mempertemukanku dengan musafir gila yang menembus badai dengan misterius. Lalu menertawakan manusia yang enggan kehilangan. Mimpi yang sempat aku catatkan dalam selembar kertas.

#

Esok hari, seharian berada di kantor seperti menguburku dalam dunia lain. Tapi tak kusangka jam tiga sore mengabulkan mimpiku memanggil subuh yang kehujanan dan diam. Kondisi yang merelakan badan ini menembus hujan menuju kediaman kecilku karena keterburuan.

Saat di tengah jalan aku tertegun menyadari angin dan gelap telah membasahi badan, “apakah musafir gila itu aku?” pikirku sambil melipat catatan mimpi tadi malam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline