Lihat ke Halaman Asli

MUHAMMMAD AMIRUL FATAA

Peserta KKN-DR 2021 Kelompok 066

Arti Nilai-nilai Pancasila, Kunci Mempertahankan Moderasi Beragama

Diperbarui: 13 Agustus 2021   10:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia adalah suatu negara kepulauan yang memiliki banyak suku, ras, agama, dan budaya berbeda-beda lalu dapat dipersatukan dengan adanya satu dasar yaitu Pancasila. Pancasila adalah dasar negara yang disepakati dengan mempertimbangkan banyak aspek, seperti letak geografis, kondisi demografis, serta kekayaan budaya nusantara. Pancasila juga diyakini memiliki nilai-nilai yang mampu mewujudkan terbentuknya toleransi beragama, dengan merawat  nilai-nilai Pancasila maka mampu juga sebagai kunci mempertahankan moderasi beragama di Indonesia.

            Moderasi beragama adalah suatu cara memandang agama yang terkait proses memahami, pengamalan ajaran agama, dan pelaksanaannya selalu dalam jalur yang moderat, yang artinya tidaklah berlebih-lebihan atau ekstrem. Jadi yang dimaksud moderasi itu cara beragamanya, bukan agama itu sendiri.

            Belakangan ini, banyak isu-isu agama yang marak berterbangan di media masa dan benar-benar terjadi. Hal ini memperlihatkan kondisi bangsa saat ini yang sangat sungguh memprihatinkan serta mencerminkan kurangnya implementasi nilai-nilai Pancasila dalam moderasi beragama. Padahal, tujuan dari moderasi beragama adalah mengatur masyarakat dalam kehidupan beragama, melindungi hak-hak masyarakat dalam beragama, serta mewujudkan ketertiban dan kedamaiaan dalam kehidupan beragama. Dengan adanya permasalahan seperti ini perlu adanya penguatan implementasi nilai-nilai Pancasila untuk memperkuat moderasi beragama di Indonesia, maka untuk mewujudkan hal itu perlulah untuk kita mengetahui arti nilai-nilai Pancasila dalam perspektif islam.

Sila Pertama: Ke-Tuhanan Yang Maha Esa

Sila pertama dalam Pancasila merupakan sendi tauhid dalam Islam serta bertuhan merupakan fitrah seorang manusia. Dalam islam, umat manusia harus mengakui adanya satu Tuhan yang harus diyakini dan disembah. Meskipun berbeda agama Allah tidak pernah memaksa hambanya untuk menyembah kepadanya, dan tidak memaksa orang lain untuk masuk Islam secara paksa. Begitu pula dengan Pancasila, yang menyatakan adanya ketuhanan yang juga satu dan memberikan kebebasan kepada warganya untuk menyembah tuhannya sesuai kepercayaan masing-masing tanpa adanya unsur paksaan.

Sila Kedua: Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

Jika sila pertama adalah mencerminkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya, maka dalam sila ini mencerminkan hubungan manusia dengan sesamanya. Arti sila kedua ini dalam Islam merupakan sikap saling menghormati dan Allah tidak melarang umatnya berbuat baik kepada orang yang berbeda agama. Ini menandakan bahwa sikap saling menghormati harus kepada semua kalangan. Dalam Pancasila, sila ini mengajarkan bagaimana saling menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan memperlakukan manusia secara adil, jujur, dan manusiawi sehingga terciptanya sikap toleransi antar sesama.

Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

Dalam QS. Al-Baqarah ayat 213 Allah telah berfirman bahwa "dan umat manusia adalah umat yang satu" hal ini menjelaskan dalam Islam sangatlah mendukung adanya persatuan daripada perpecahan. Rasa persatuan dapat ad ajika kita memiliki sikap toleransi yang tinggi antar sesama. Sila ini ada karena mengigat Indonesia sangatlah kaya akan perbedaan, sila ini diharapkan dapat menjadi sebuah wadah akan perbedaan itu untuk melakukan persatuan dan kesatuan yang muncul dikehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Sila Keempat: Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan

Sila ini, sejalan dengan prinsip islam yaitu Mudzakarah (Perbedaan Pendapat) dan Syura (Musyawarah). Prinsip ini adalah prinsip dasar kenegaraan islam. Uniknya, prinsip ini terdapat dalam Pancasila ini menandakan bahwa dan membuktikan bahwa Pancasila diambil dalam bentuk musyawarah Bersama dengan berbagai kalangan untuk mencapai kesepakatan. Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara semua keputusan dan permasalahan diambil dengan cara bermusyawarah dan tidak diambil berdasarkan suku, ras, dan agama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline