Baru-baru ini permainan lato-lato mulai ramai di sejumlah daerah di Indonesia termasuk kota-kota besar seperti Pekanbaru,Sidoarjo dan bandung dan rami juga dibicarakan di sosial media.
Permainan ini dimainkan oleh semua kalangan baik dari anak-anak sampai dengan orang dewasa, kalangan menengah ke bawah, kalangan menengah ke atas.
Dilanisir dari detik.com, termasuk juga pejabat tinggi seperti bapak Jokowidodo dan Bapak Ridwan Kamil mencoba memainkannya, selain bentuk menghargai permainan semua kalangan ini juga rasa penasaran dengan memainkan lato-lato ini.
Tindakan tersebut menuai banyak perhatian dan komentar positif dari masyarakat karena bentuk kerendahan hati seoraag pejabat yang berbaur dengan permainan sederhana ini.
Tapi, lato -lato bagi beberapa masyarakat cukup meresahkan karena keberadannya di mana mana dengan suaranya yang bising. Suara yang ditimbulkan akibat benturan cepat oleh dua bola cukup mengganggu di telinga.
Keberadaan lato-lato ini sangat mudah ditemukan di mana saja karena beberapa faktor. Pertama, para penjual yang banyak seperti di toko swalayan, kios kecil, toko mainan, termasuk juga di tempat umum seperti di tempat wisata dan lampu merah yang biasa orang-orang menjual minuman keliling dan sekarang menjual lato-lato tersebut juga.
Kemudian, harga yang terbilang cukup murah jika dibandingkan dengan mainan-maianan anak zaman sekarang. Seperti di harga kisaran sepuluh ribu sampai dengan dua puluh ribu rupiah saru buah lato-lato sudah bisa didapatkan. Lalu cara memainkannya yang unik membuat orang penasaran dan tertantang untuk lihai memainkannya.
Dari semua alasan tersebut, tidak heran orang atau anak-anak bisa ditemukan dimana saja sedang bermain lato-lato. Seperti yang dikutip di Oke Medan, "lato-lato meresahkan, banyak tak tahu tempat dan waktu". Kemudian banyak bermunculan sebutan untuk anak-anak yang bermain lato-lato seperti, bocil kematian dan bocil meresahkan.
Satu peristiwa yang cukup fatal akibat lato-lato ini adalah peristiwa yang dialami oleh seorang anak di Kalimantan Barat. Dilanisir oleh Kompas.com, menurut perkataan sang ayah, anak tersebut harus mengalami operasi mata akibat terkena serpihan lato-lato yang pecah.
Di samping,Lato-lato dipandang baik pada awal kemunculannya lagi karena menjadi pengalihan bagi anak-anak yang suka bermain gedget tidak ada hentinya. Untuk menjadikan lato-lato ini positif dipandang, banyak instansi yang menggagas acara mulai dari perlombaan dan perayaan pernikahan yang dimeriahkan dengan permainan lato-lato oleh anak-anak.
Dilanisir oleh Detik.com, Bupati Subang, Salah satu Kabupaten di Bali mengadakan perlombaan dan meyediakan hadiah bernilai satu juta rupiah lebih bagi yang pandai memainkan lato-lato. kemudian di salah satu akun tweeter dengan nama pengguna Bulan atau @EkaUpi memposting vidio acara pernikahan yang diiringi oleh atraksi lato-lato oleh sejumlah anak.