Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Zulifan

Pengamat Timur Tengah Dan Islam

Pelajaran Berharga dari Kegagalan ISIS di Indonesia

Diperbarui: 21 Januari 2016   14:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Maka, orang Indonesia tidak perlu melakukan perjalanan ke Suriah untuk menjadi bagian dari gerakan Islam; mereka dapat bergabung dengan salah satu partai politik Islam di negara itu dan bersaing menjadi kandidat dalam pemilu."

Kekerasan kelompok ISIS terus membuat panik masyarakat di seluruh dunia, tetapi serangan baru-baru ini di pusat kota Jakarta benar-benar menyingkap batas kekuatan ISIS. Aksi bom bunuh diri dan baku tembak dengan militan yang terkait dengan kelompok teror telah menewaskan beberapa warga sipil dan melukai belasan lainnya.

Namun,  ada satu poin penting yang bisa  diambil yakni meskipun melakukan gerakan dengan intensif, ISIS nyatanya belum mampu untuk mendapatkan pengaruh politik atau sosial yang cukup besar di negara Muslim terbesar di dunia itu.

Ahli terorisme dan para pejabat AS telah lama khawatir tentang potensi ISIS untuk melakukan serangan di Indonesia. Menurut laporan, 300 orang Indonesia telah melakukan perjalanan ke Timur Tengah untuk bergabung dengan kelompok ISIS. Hal ini lebih mengkhawatirkan lagi mengingat kondisi di Indonesia dimana angka kemiskinan dan  tingkat korupsi masih tinggi.  Faktor tersebut bisa memicu perekrutan untuk menjadi gerilyawan dan front baru dalam rangka melawan ISIS.

Namun ternyata potensi tersebut belum terealisasi. Walaupun bergabungnya beberapa masyarakat Indoensia ke kelompok ISIS  menjadi perhatian bersama, jumlah yang bergabung dari Indonesia masih kecil dibandingkan dengan mereka yang berasal dari negara-negara mayoritas Muslim lainnya seperti Yordania, Arab Saudi dan Tunisia. Bahkan, lebih banyak pejuang ISIS diperkirakan berasal dari Belgia dan Perancis daripada dari Indonesia. Jumlah ini sebenarnya lebih kecil secara proporsional mengingat populasi  Indonesia lebih dari 250 juta jiwa.

Faktor Demokrasi di Indonesia

Mengapa ISIS gagal untuk memberi pengaruh besar di Indonesia? Faktor utama adalah bahwa tidak seperti Yordania, Arab Saudi dan Tunisia, Indonesia memiliki pemerintahan yang inklusif dan representatif, ditambah kepolisian dan keamanan yang cukup efektif, serta ekonomi yang cukup  berkembang selama beberapa dekade terakhir.

Maka, orang Indonesia tidak perlu melakukan perjalanan ke Suriah untuk menjadi bagian dari gerakan Islam; mereka dapat bergabung dengan salah satu partai politik Islam di negara itu dan bersaing menjadi kandidat dalam pemilu.

Begitulah cara demokrasi bekerja. Indonesia memberikan bukti kuat bahwa jika Anda mengizinkan organisasi-organisasi Islam untuk berpartisipasi dalam proses politik, mereka akan memoderasi tuntutan mereka dan menjadi bagian dari sistem, alih alih  berusaha untuk menggulingkan pemerintahan yang sah.

Meskipun ada pengecualian, terutama kelompok-kelompok teroris yang sering memenuhi headline berita dramatis, namun merke sebenarnya memiliki sedikit pengaruh. Adapun tren secara keseluruhan terhadap moderasi adalah sangat  jelas.

Ini berarti bahwa angka ketidakpuasan jauh lebih sedikit dibandingkan di negara-negara di mana pemuda Muslim memiliki sedikit kesempatan kerja atau sarana untuk mengekspresikan pilihan politiknya. Orang Indonesia umumnya bangga terhadap negara mereka dan mempunyai prestasi yang cukup besar, termasuk demokratisasi pada momen Reformasi tahun 1998.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline