Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Zulfa

Mahasiswa UNNES

Bersama Mahasiswa UNNES Giat 9 Mengoptimalisasikan Hasil Bumi Singkong Menjadi MPASI yang Sehat dan Bergizi Melalui Program DASHAT

Diperbarui: 22 Agustus 2024   01:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Program DASHAT

Pati -- Mahasiswa UNNES GIAT 9 yang bertempat di Desa Porangparing kecamatan Sukolilo kabupaten Pati mendapatkan fokus progja yaitu pencegahan stanting. Salah satu program yang mendapat perhatian khusus adalah DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stanting), program ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan solusi gizi bagi keluarga khususnya dalam mencegah dan mengatasi stanting. Caranya adalah dengan mengadakan penyuluhan dan demo masak di Balaidesa setempat mengenai keterampilan dalam mengolah dan membuat makan bergizi yang dalam hal ini adalah MPASI. 

"Dalam menghadapi stanting, perlu kita perhatikan adalah makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh anak anak. Apakah itu termasuk makanan sehat dan bergizi apa belum, hal itu harus diperhatikan. Karena banyak dari anak anak sekarang makan makanan instan yang itu masih dipertanyakan kadar gizinya", ujar Ibu Popy Retnowati A. Md. Keb. , selaku bidan desa Porangparing. 

Ibu Poppy menjelaskan bahwa dalam menghadapi stanting itu penting dan perlu sekali diperhatikan makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh anak. Melihat, di zaman sekarang banyak dari orang tua cenderung memilih makanan dan minuman instan sebagai alternatif, karena dirasa mudah dalam pembuatannya. Akan tetapi hal itu masih menjadikan pertanyaan apakah makanan dan minuman instan yang biasa dijumpai itu bergizi atau tidak. 

"Singkong adalah salah satu sumber karbohidrat yang kaya akan serat, rendah gluten, dan memiliki kandungan vitamin serta mineral yang baik untuk pertumbuhan bayi. Karena itulah dari kami menggunakan singkong sebagai dominan bahan untuk membuat MPASI yang sehat, lezat, dan bergizi. Selain itu bahan ini mudah di dapat di sekitar desa dan terjangkau harganya serta sebagai pemanfaatan potensi lokal guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.", ujar Kirana salah seorang mahasiswa UNNES GIAT 9 Desa Porangparing. 

Pada dasarnya, singkong adalah tanaman yang mengandung banyak karbohidrat, serat, kandungan vitamin, mineral serta rendah gluten yang baik untuk pertumbuhan bayi. Dari hal itulah, Kirana tertarik menjadikannya sebagai bahan dominan dalam pembuatan MPASI. Selain itu, singkong juga mudah didapatkan di Desa Porangparing serta terjangkau harganya. Harapannya dengan menggunakan bahan singkong Ibu Ibu akan mudah dalam mencari dan menggunakannya sebagai bahan pembuatan MPASI. 

"Cara pembuatannya, pertama kita kukus singkong untuk kemudian dihaluskan, kedua parutlah wortel dan campurkan, ketiga tambahkan tahu secukupnya, keempat tambahkan teri nasi, kelima cincanglah bawang merah dan putih untuk kemudian dicampurkan, keenam tambahkan minyak ayam setengah sendok makan, ketujuh tambahkan telur, dan terakhir aduk sampai rata serta dituangkan ke dalam cup kecil. Setelah semua selesai dilakukan kini MPASI siap diberikan kepada anak anak'', terang Kirana sembari melakukan demo masak. 

Setelah menjelaskan cara pembuatan MPASI, kami beserta Kirana melanjutkannya dengan membagikan hasil demo kepada Ibu Ibu yang hadir. Setelah itu, mereka menyuapkan kepada anak anaknya guna mengujikan rasanya dan apakah makanan itu disukai oleh bayi atau tidak. Hasilnya pun makanan itu disukai dan dihabiskan oleh anak anak




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline