Dunia sedang digemparkan dengan munculnya virus baru yang mematikan yaitu virus Corona. Virus Corona adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit akibat infeksi virus ini disebut Covid-19, Koronavirus jenis baru ini diberi nama SARS-CoV-2. Virus ini bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai kematian. Virus Covid-19 pertama kali terdeteksi di Wuhan, Cina pada Desember 2019, menyerang sistem pernapasan dan dapat menginfeksi siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Untuk golongan yang lebih berisiko terinfeksi adalah ibu hamil, lanjut usia, orang dengan penyakit tertentu, dan memiliki sistem imun yang lemah. Selain mengakibatkan berbagai masalah pernapasan, virus ini juga dapat menyebabkan kematian. Virus corona jenis baru ini memiliki tingkat penularan yang tinggi sehingga telah menyebar secara global di negara-negara lain termasuk indonesia. Adapun gejala-gejala umum terinfeksi virus ini adalah pilek, sakit tenggorokan, batuk, demam, dan sesak nafas.
Penyebaran Virus Covid-19 secara global yang terkonfirmasi telah mencapai 3.442.234 dan sebanyak 239.740 meninggal dunia. Di indonesia sendiri, korban yang terinfeksi terus bertambah. Sebagaimana yang diumumkan oleh juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto. Ia mengatakan jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia telah mencapai 11.587, sembuh 1.954, dan 864 meninggal dunia(04/05/2020). Karena penyebarannya yang kian massif, pemerintah pun terus berupaya mencari solusi untuk mencegah penularan dan memberantas virus ini. Mulai dari kebijakan sosial Distancing hingga kebijakan PSBB (pembatasan sosial berskala besar). Dengan di berlakukannya aturan ini, maka segala bentuk aktivitas yang melibatkan massa akhirnya di kurangi bahkan ditiadakan.
Di tengah pandemi Covid-19, begitu berat cobaan yang dihadapi seluruh umat manusia di dunia terkhusus umat islam di Indonesia. Mulai dari berkurangnya penghasilan gaji atau biaya hidup kepala keluarga, hingga sulitnya perekonomian setap kepala keluarga. Lantas bagaimanakah cara kita sebagai umat muslim agar musibah Covid 19 ini mempertebal atau meningkatkan keimanan kita kepada Allah sehingga kita senantiasa husnudzan kepada Allah atas segala macam ujian atau cobaan yang dihadapi sehingga meningkatkan imun tubuh kita di masa pandemic ini.
Adapun bentuk sikap husnudzan kita kepada Allah menurut Buya Yahya pimpinan ponpes Al-Bahjah adalah berprasangka baik dengan meyakini bahwa musibah Covid-19 ini adalah bentuk pendidikan yang diberikan oleh Allah SWT kepada seluruh umat manusia terkhusus umat islam yang ada di dunia. Dengan adanya Covid-19 ini Allah mendidik kita agar lebih bersih, lebih berhati-hati, termasuk ekonomi yang menurun mendidik kita menjadi orang yang kuat. Apabila selama ini kita selalu hidup dengan berpoya-poya dan tidak pernah bersyukur (qanaah) dengan apa yang diberikan, allah didik dengan adanya Covid 19 ini.
Adapun tips yang terbaik selama menghadapi Covid-19 ini agar kita senantiasa husnudzzan kepada Allah sehingga mempertebal keimanan agar dapat meningkatkan imunitas tubuh kita di masa pandemi Covid-19 ini adalah sebagai berikut:
- Mengikuti cara baginda Nabi Muhammad Saw dengan cara Qanaah.
Nabi Muhammad Saw tidak pernah mengajarkan tentang hidu berpoya-poya dan berlebih-lebihan. Maka kita harus kembali pada hidup kesederhanaan atau hidup dengan tawadu'. Manusia menjadi tidak sederhana apabila memiliki sifat sombong dalam hatinya mengikuti gaya hidup orang agar ingin dianggap orang dengan orang yang hebat dalam hal ekonomi atau lain sebagainya. Oleh karena itu, disaat orang mengikuti gaya hidup orang yang diatas dirinya, maka hidpunya akan tersiksa karena mengikuti gaya hidup orang lain. Tapi apabila kembali mengikuti apa yang diajarkan Nabi Muhammad Saw, maka seseorang akan bersyukur dan tidak ada masalah dalam hidupnya. Apalagi pada masa pandemi ini, untuk urusan makan sehari-hari tidak harus dengan makanan yang mahal-mahal, tetapi makan dengan seadanya. Dengan pembiasaan seperti ini, apabila kondisi kembali normal, kita akan terdidik dengan cara yang baik.
- Tidak menjadikan musibah yang dihadapi saat ini sebagai bencana yang membuat kita merasa hidup serba kekurangan atau kesulitan. \
Kita harus meyakini bahwa musibah yang dialami saat ini, maka kita hatus meyakinkan di diri kita bahwa hidup kita jauh lebih mudah dan bahagia pada saat ini dibandingkan sepuluh atau dua puluh tahun yang lalu. Mungkin di saat sekarang ini kita memiliki mobil pribadi, namun perihal pandemi ini mobil tersebut harus dijual. Kita harus membentuk sikap di diri kita dan merenungi diri bahwa sepuluh tahun atau dua puluh tahun yang lalu kita belum memiliki mobil, perasaan dan hidup kita aman tanpa terpikir beban hidup karena tidak memiliki mobil.
- Memangkas ketamakan kita dengan gebyar dunia.
Apabila kita mengikuti gebyar dunia akan membuat kita sulit dalam menjalani hidup. Dunia yang ditampakkan oleh iblis melalui saudara kita, teman kita, tetangga kita, ataupun orang di sekitar kita membuat kita terkadang mengikuti gebyar dunia. ,ulai dari rumah baru, mobil baru, dan lain sebagaiya membuat hati kita menjadi rusak dan tamak terhadap gebyar dunia. Oleh karena itu kita harus memangkas ketamakan kita pada gebyar dunia.
Dengan cara hidup yang qanaah dan selalu bersyukur dengan apa yang terjadi pada diri kita membuat kita senantiasa tenang dan menjadikan hati kita tentram sehingga kita husnudzan kepada Allah SWT dan menjadikan keimanan hati kita meningkat dan meningkatkan imun tibah kita disebabkan iman kita meningkat. Meningkatkan iman dapat menibgkatkan imun tubuh kita di masa pandemic Covid-19 ini. Ini disebabkan pikiran dan hati kita tenang terhadap apa yang terjadi pada saat ini sehingga meningkatkan imun yang ada pada tubu kita.
Demikianlah artikel ini saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca terkhsusu bagi penulis sendiri. Terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H