Lihat ke Halaman Asli

muhammadzidanecaesar

Mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Degradasi Nilai Manusia di Era Perkembangan Teknologi: Kemajuan yang Membawa Kemunduran

Diperbarui: 23 Desember 2024   00:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada saat ini, teknologi berkembang di dunia ini dengan sangat cepat, baik itu dari industri, perdagangan, pendidikan dan kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah terciptanya internet yang cepat yang bisa mengakses kemana saja. Internet adalah jaringan komputer global yang saling terhubung menggunakan protokol komunikasi. Internet ini memiliki pengaruh yang sangat besar pada kehidupan saat ini, pasalnya bukan hanya karna kecepatan pengebaran informasinya saja, melainkan dengan mudahnya akses dimana saja dan kapan saja ditambah harganya yang terjangkau oleh masyarakat. Dengan adanya internet, masyarakat bisa mengaksesnya melalui media komputer/PC dan telefon genggam/handphone dengan berbagai layanan seperti web, email, media sosial dan streaming data. Zaman sekarang siapa yang tidak memiki handphone? dengan harganya yang terjangkau dan menjadi kebutuhan semua orang, bahkan kebanyakan sudah dikenalkan orang dewasa kepada bayi hingga balita hanya sebagai penenang dan hiburan. Padahal akibat dari pemberiaan akses tersebut yang perlahan merusak pola pikir anak-anak pada seusianya. Dengan rasa kecanduan itu ditambah akses internet yang sangat bebas, anak-anak jadi sering melihat hal-hal yang tidak pantas dan tidak seharusnya mereka lihat hingga dewasa nanti ketika mereka sudah mengerti dan paham. Akibatnya mereka jadi terdidik dengan mengikuti apa yang mereka lihat yang sebenarnya hal itu merupakan hal buruk atau negatif.

Terlepas dari lockdown dan Covid-19, sosial media menjadi tempat semua dunia berada, mereka berbondong-bondong dan berlomba-lomba mencari peluang dari sosial media tersebut. Dibalik dari banyaknya manfaat dari sosial media, seperti membuka lapangan pekerjaaan, mudahnya akses informasi dan juga sebagai tempat hiburan justru semakin kesini semakin banyak orang yang tidak bisa menggunakannya dengan baik dan benar. Banyaknya ujaran kebencian dan kejahatan muncul perlahan di sosial media dari yang awalnya ditolak, tapi dengan dalih trend dan topik hangat yang harus dibahas dan dilakukan mereka semakin pintar untuk mencari caranya. Tanpa sadar bahkan sadar masyarakat yang melihat dan menonton konten0konten tersebut akan mengikuti arus yang terbentuk secara tidak sengaja baik itu dari media nya atau yang lebih parahnya dari pola pikirnya. Hal-hal tersebut akan dianggap lumrah dan justru akan menghakimi orang yang tidak setuju walaupun itu benar. Mereka mengabaikan yang tidak sejalan dengan mereka dan memperbanyak dikarenakan konten-konten dan informasi itu bisa menarik atensi orang apalagi anak-anak muda yang kurangnya edukasi mengenai teknologi saat ini. Akibatnya semakin ramai dan semakin tersebar dan perlahan akan menjadi hal yang biasa. 

Media sosial yang diakses secara terus-menerus dapat mempengaruhi dan mengurangi produktivitas masyarakat dalam sehari-hari. Kegiatan berulang-ulang dengan sedikitnya gerakan menyebabkan menurunnya daya fisik serta mental masyarakat. Mereka akan cenderung sering menghabiskan waktunya sendiri dan melakukan isolasi sosial, dimana mereka tidak ingin berinteraksi dengan dunia nyata dan lebih menginginkan berinteraksi dengan dunia maya yang bahkan mereka tidak tahu berinteraksi dengan siapa. Bisa saja orang-orang yang mereka interaksikan memiliki niat terselubung seperti kejahatan. Kebanyakan dari mereka tertipu dengan sifat baik yang orang-orang yang berniat melakukan kejahatan itu. Media sosial juga menjadi sarang menyebaran media dan informasi hoaks. Dengan memanfaatkan judul clickbait dan peristiwa yang sedang hangat terjadi. Berita hoaks bahkan tidak hanya bertujuan untuk memberikan informasi salah saja, mereka bahkan menggunakan cara licik untuk melakukan kejahatan dengan merenggut informasi pribadi dan data-data penting. Dengan menggunakan sebuah komen dan promosi atau hal yang menarik, mereka menuntun korbannya agar ikut terjebak dalam jebakan mereka. Korban yang tertarik dan kemakan kata-kata mereka membuka link yang sudah disiapkan atau metransfer dengan alasan tipuannya agar dipercaya dan diikuti. Korban yang terkena pishing akan kehilangan data diri mereka, terkena virus atau bahkan bisa kehilangan harta mereka.

Apalagi yang lebih parahnya adalah hilangnya hak privasi individu dan orang lain yang ikut dirugikan. Dalih-dalih curhatan dan beberapa kalimat yang seharusnya tidak mereka sebar, malah mereka sebar dengan sadar dengan alasan biar didengar. Padahal jika ada masalah, bisa mereka selesaikan sendiri atau jika memang butuhh bantuan bisa pergi ke psikiater. Tapi mereka lebih memilih untuk menyebarkannya di sosial media. Awalnya yang hanya tentang sifat sendiri, kegiatan sehari-hari, curhatan sehari-hari, pengalaman, sekarang malah semakin merujuk ke kebencian dan seksual. Seperti contohnya pada media sosial X dan TikTok, berisi banyak sekali tulisan yang berisi confess, update kegiatan sehari-hari, informasi penting dan edukasi yang semakin kesini justru semakin berkurang dan tergantikan oleh ujaran kebencian kepada orang lain dan mengumbar bagian seksual kepada orang lain. Memang sebelumnya banyak sekali respon yang menolak dan tidak suka dengan informasi yang telah diberikan itu, namun semakin kini, masyarakat membiarkannya dan bahkan sampai terbawa dan ikut melakukan hal itu, mereka justru meminta lebih.  

Perkembangan teknologi memang penting, kemudahan dimana-mana. Tapi perlu digaris bawahi perkembangan pola pikir masyarakat juga harus bisa mengikuti dan tidak terperangkap di perkembangan tersebut. Edukasi mengenai perkembangan teknologi harus bisa dikenalkan, diajarkan sejak sia dini. Mereka harus tahu dan paham jika sebenernya perkembangan itu bisa menjadi dampak yang sangat besar jika mereka bisa bijak menggunakannya. Banyak sekali peluang dan lapangan kerja yang diciptakan sosial media yang menjadi banyak sumber penghidupan orang-orang saat ini. Anak-anak juga jangan dulu diberikan akses disaat mereka sedang bagus-bagusnya membuat ingatan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline