Lihat ke Halaman Asli

Tangan Belakang

Diperbarui: 24 November 2023   15:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lapangan terus di sinari oleh cahaya bulan tanpa henti. Angin menerpa semua hal yang ada dihadapannya tanpa terkecuali. Tapi itu tak menghalangi Gheo dan yang lainnya untuk mengabdikan jiwa dan raganya kepada negri tercinta. Satu bulan lagi, kini Gheo resmi menjadi seorang intelejen kepolisian yang harus menyembunyikan identitasnya dan tak diketahui oleh orang banyak.

Kini dia harus siap. Menjadi seorang abdi negara bukanlah hal yang mudah. Terutama untuk menjadi seorang yang harus merahasiakan identitasnya tanpa harus diketahui oleh orang banyak. Perkumpulan yang dilakukan oleh seniornya yang bernama Hendra itu hanya untuk bercerita mengenang perjalanan mereka selama ini dan juga cerita dari kakak-kakak seniornya yang sudah menjadi intelejen negara.

Apel malam dadakan ini hanya untuk melatih kesiapan mereka sebelum diterjunkan untuk negara. Dan kini semua telah siap. Apel malam itu diselesaikan pada pukul 02.00 WIB. Semua kembali ke dalam barak mereka masing-masing. Namun, berbeda dengan Gheo. Sebelum tidur dia membuka televisi yang disediakan di lobby barak mereka.

Sebuah acara film barat yang memang sering diputar setiap malam. Dia menonton tak kenal waktu hingga pukul 04.00 pagi. Tapi, sebuah berita muncul langsung memotong film yang sedang diputar. Sebuah berita baru yang menjelaskan bahwa terdapat seorang pembunuh yang baru saja membunuh 2 orang gadis muda.

Pembunuh itu berisinial K dengan umur 43 tahun. Dia membunuh ke dua gadis itu karna stress akibat dia bercerai dengan istrinya. Dimana istrinya meninggalkannya akibat masalah ekonomi keluarga pembunuh itu.

Gheo merasa geram dengan pembunuh itu. Dia menghilangkan emosinya dengan cara kembali tidur agar bisa fokus ketika kembali melaksanakan pendidikan. Dia kembali keatas kasurnya dan menutup matanya hingga tertidur.

Dia terus melaksanakan apa yang harusnya dia laksanakan sebelum tamat dari pendidikannya tersebut. Hingga tak terasa dia sudah selesai dan langsung bekerja sebagai intelejen negara. Banyak hal yang dia lakukan dan juga banyak orang yang harus dia mata-matai walau hampir keseluruhan kasus yang dia kerjai merupakan kasus dari tabrak lari.

3 Tahun berlalu, tak ada panggilan lagi dari pusat untuk ia lakukan. Seperti biasanya dia kembali membuka handphonenya untuk mencari berita yang sedang hangat. Ternyata memang ada yang sedang hangat. Kasus pengedaran besar-besaran terjadi akibat perubahan kebijakan dari Australia yang membuat para petani ganja disana sangat merasa rugi.

Ini bukanlah kasus pertama. Sudah ada kasus seperti ini pada beberapa negara sebelumnya. Kini anggota BNN sudah mulai bergerak untuk meangkap para komplotan penjualan narkoba. Semua bagian keamanan negara diterjunkan. Tak berselang lama terdapat telpon dan panggilan dari pusat yang menyuruhnya untuk melaksanakan misi baru ini dengan segara. Dia langsung menuju pusat untuk mendiskusikan misi ini.

Semua bagian keamanan negara sudah mulai berjalan menuju jalannya masing-masing. Begitu pula dengan Gheo yang langsung membawa gerobak jualannya dan menunggu di depan pintu masuk sebuah ruko.

Dari laporan pusat, jejak pengedaran terakhir terjadi disekitaran ruko itu. Untuk mengantisipasi para komplotan pengedar tentu saja dia juga harus siap didaerah ruko itu karna takut memang disanalah tempat pembayaran dari barang illegal tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline