jiwa merupakan latarbelakang dari berjuta-juta dinamika yang dilakukan oleh seseorang. jika membicarakan tentang jiwa dan kejiwaan, alangkah baiknya kita merujuk kepada solusi serta pemulihan jiwa yang mulai perlahan rusak. sakit jiwa bukan hanya sebutan bagi para penderita keterbatasan seperti orang gila saja, akan tetapi sakit jiwa juga diperuntukkan kepada siapa saja yang banyak menyimpan berbagai beban dan masalah tentunya.
apa yang kalian analisa jika kalian melihat orang besar yang sangat sukses keduniaannya. dengan mereka para kasta bawah sekaligus kecil yang biasa saja dengan urusan keduniaannya. pasti diantara kalian akan berpikir kejiwaan para pengejar dunia akan lebih baik dan lebih tentram daripada mereka para kasta kecil. tidak adalah jawaban yang tepat jika para orang besar melupakan kewajiban untuk akhiratnya dan iya adalah jawaban yang paling tepat jika orang kecil melupakan juga kewajiban untuk akhiratnya.
besar kecil jiwa seseorang tergantung kepada apa saja yang telah mereka berikan kepada umat, bukan malah apa saja yang telah mereka dapatkan dari umat. jiwa harus selalu berdampingan dengan tawa, jiwa pun harus selalu berdampingan pula dengan takwa. dengan tawa jiwa akan terasa terwarnai dan dengan takwa jiwa akan dominan menghiasi.
sekaya-kaya apapun seseorang dan semiskin-miskin apapun seseorang jika berbicara tentang jiwa nan bahagia hanya satu kuncinya yaitu mendekat dan selalu dekat kepada sang pemberi kebahagiaan. dengan kunci ini anda bisa membuka kunci kunci kebahagiaan anda yang lainnya. "dan selalu perlu diingat janganlah bahagia menjadi orang yang kaya tapi berbahagialah menjadi orang yang banyak zakat sedekahnya." ( Prof. Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, MA, M.Phil )
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI