Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Zaki

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Universitas Darussalam Gontor

Hakikat Puasa, untuk Siapa Sebenarnya? Untuk Allah SWT atau Untuk Hambanya?

Diperbarui: 26 Maret 2024   15:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk Siapa Sebenarnya? (dokpri)

Puasa merupakan salah satu ibadah penting dalam agama Islam yang dilakukan selama bulan Ramadan. Namun, seringkali muncul pertanyaan, puasa sebenarnya untuk siapa? Apakah untuk Allah SWT atau untuk hamba-Nya? Kehadiran puasa di bulan suci ini memberikan kesempatan kepada umat Islam untuk merenungkan hakikat sejati dari ibadah ini.

Puasa adalah sebuah bentuk pengabdian kepada Allah SWT yang ditetapkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW. Namun, puasa juga memberikan manfaat yang besar bagi manusia, baik secara fisik, mental, maupun spiritual. Sebagai sebuah ibadah, puasa memiliki dimensi vertikal (hubungan antara manusia dengan Allah) dan dimensi horizontal (hubungan antara manusia dengan sesama manusia).

Dalam Al-Qur'an, Allah SWT menyatakan dalam Surah Al-Baqarah (2:183), "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa." Ayat ini menegaskan bahwa tujuan utama dari puasa adalah untuk meningkatkan ketakwaan manusia kepada Allah SWT. Puasa mengajarkan umat Islam untuk menahan diri dari segala bentuk nafsu dan hawa nafsu yang mendorong pada perilaku tidak baik. Dengan demikian, puasa membantu umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kesadaran spiritual mereka.

Di sisi lain, puasa juga memiliki dimensi sosial yang penting. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan yang dusta dan perbuatan yang buruk, maka Allah tidak membutuhkan dia meninggalkan makanan dan minumannya." (HR. Bukhari). Hadis ini menegaskan bahwa puasa tidak hanya tentang menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi juga menuntut umat Islam untuk menjaga lisan dan perbuatan mereka dari segala bentuk dosa dan perbuatan yang tidak baik. Dengan demikian, puasa tidak hanya menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas hubungan antar sesama manusia.

Namun, penting untuk diingat bahwa puasa sebenarnya adalah ibadah yang ditujukan kepada Allah SWT. Meskipun puasa memiliki manfaat yang besar bagi manusia, tujuan utamanya tetap untuk meraih keridhaan Allah SWT. Ketika seseorang berpuasa dengan niat ikhlas dan penuh keimanan, maka setiap amal baik yang dilakukan selama bulan Ramadan akan menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih keberkahan-Nya.

Dengan demikian, puasa sejatinya adalah ibadah yang menggabungkan dimensi vertikal (hubungan antara manusia dengan Allah) dan dimensi horizontal (hubungan antara manusia dengan sesama manusia). Puasa mengajarkan umat Islam untuk menjaga ketaatan kepada Allah SWT serta meningkatkan hubungan harmonis antar sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui pemahaman yang mendalam tentang hakikat puasa ini, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan, kesadaran, dan kecintaan kepada Allah SWT. Puasa bukan hanya tentang menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi juga tentang meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT dan menjaga keharmonisan hubungan dengan sesama manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline