Lihat ke Halaman Asli

Menumbuhkan Rasa Cinta Budaya dari Pagelaran Seni Sentakamudya

Diperbarui: 17 Juni 2024   22:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prosesi latihan divisi tari UKM Sentakamudya (Dokumen Sentakamudya)

 

Bantul - Meskipun dewasa ini kalangan anak muda dan masyarakat umum telah kehilangnya ketertarikan terhadap kebudayaan, terutama kebudayaan Jawa tak menggentarkan semangat UKM Sentakamudya dalam menyelenggarakan Pagelaran Seni Sentakamudya.

Sentakamudya menunjukkan kepada kita semua pentingnya memiliki rasa cinta budaya. Pentingnya rasa cinta terhadap budaya akan membantu kita dalam melestarikan apa yang menjadi jati diri bangsa serta meneruskan apa yang sudah diwariskan secara turun temurun oleh generasi sebelumnya. UKM Sentakamudya merupakan wadah bagi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk dapat menyalurkan emosi serta kreatifitas di bidang seni tari dan karawitan yang mengedepankan budaya, terutama Budaya Jawa. Sebagai wadah pengembangan minat dan bakat, tempat untuk menyalurkan kreativitas seni tari, karawitan dan pembelajaran organisasi serta mensyiarkan agama islam melalui tari-tarian yang mengikuti anjuran tata cara islam dalam berpakaian bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Hal ini menunjukkan bahwa, untuk melestarikan budaya sejatinya dapat dilakukan oleh siapa saja dan dengan adanya Sentakamudya membuktikan bahwa budaya dapat bersifat adaptif dan dapat disesuaikan.

"Tujuan dari diselenggarakannya Pertunjukan Seni Sentakamudya ini guna melaksanakan program kerja, karena Pertunjukan Seni Sentakamudya merupakan program kerja tahunan yang sudah berjalan sekitar 5 tahun ini, untuk memperkenalkan UKM Sentakamudya kepada mahasiswa dan masyarakat UMY, sebagai media promosi dari UKM Sentakamudya untuk memperkanalkan UMY kepada khalayak umum, menjadi wadah bagi seluruh anggota UKM Sentakamudya untuk dapat tampil serta menjadi wadah untuk melestarikan budaya." Ucap Aqmarina Fildzah Riskianto selaku Ketua UKM Sentakamudya.

Menurut Aqma menari merupakan cara berekspresi yang memadukan gerakan tubuh dengan ritme dan emosi untuk mengkomunikasikan cerita atau perasaan. proses yang membutuhkan fikiran, kesabaran untuk menghafal dan tenaga untuk proses latihan. Jadi meskipun menari hanya menghitung angka 1-8 dalam prosesnya, terdapat banyak makna disetiap gerakannya. Sedangkan Akbar dari divisi Karawitan berpendapat "Aku punya passion dan hobi, passionku di organisasi, dan hobiku ya berkecimpung di kesenian ini, dunia kesenian ngga cuma karawitan yang aku terjunin, ada beberapa yg lain juga, tapi karawitan bisa dikatakan sebagai jalan utamaku aku bisa sejauh ini untuk masuk ke dunia kesenian"

Melansir dari sosial media Sentakamudya (@sentakamudya) Pertunjukan Seni Sentakamudya merupakan program resmi yang dinaungi oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berarti ikut mendukung kegiatan pelestarian budaya yang dilakukan oleh mahasiswanya. Menurut keterangan Aqmarina Fildzah Riskianto selaku ketua dari UKM Sentakamudya pelaksanaan pagelaran seni Sentakamudya tidaklah berjalan mudah, dimulai dari terbatasnya alat karawitan, keterbatasan gudang penyimpanan bahkan lokasi berlatih yang berpindah-pindah karena tak tersedianya tempat yang memadai di kawasan kampus bagi mereka berlatih.

Effort mereka dalam mempersiapkan pagelaran ini patut di berikan apresiasi yang sebesar-besarnya dimana dengan keterbatasan alat mereka tetap mampu membuktikan dan mempersiapkan semuanya, baik dari materi sampai persiapan acara dengan baik. Gamelan, alat musik yang sangat berperan dalam pagelaran ini khususnya pada divisi karawitan belum kunjung difasilitasi oleh pihak kampus, hal ini mengharuskan mereka menyewa alat setiap kali dilakukan latihan, selain hal tersebut, keterbatasan gudang penyimpanan dan tempat latihan di kawasan kampus mengharuskan mereka berlatih di tempat-tempat yang berbeda, namun hal-hal tersebut justru tidak melunturkan semangat mereka, karena hal inilah mereka ingin membuktikan bahwa unit kegiatan mahasiswa Sentakamudya mampu membuat pagelaran yang mewah dengan segala macam keterbatasannya.

"Harapan saya dengan terselenggarakannya Pagelaran Seni Sentakamudya ini dapat menarik minat terutama dari anak muda untuk tetap mencintai budaya kesenian tari dan karawitan di era modern ini, lebih mengembangkan keterampilan dan mental para talent untuk belajar dan berkembang dalam seni pertunjukan, serta ingin mendapatkan penghargaan dan pengakuan dari universitas, karena kami menampilkan wayang dengan 3 dalang dimana belum pernah ada di UMY." Ucap Aqma

Dengan kegigihan dan semangat UKM Sentakamudya dapat mebuktikan eksistensinya. Dimulai ditahun 2017 dimana UKM Sentakamudya berhasil mementaskan kebudayaan Indonesia untuk KBRI di Chili, dan setlah itu banyak penghargaan dan pengakuan atas keberhasilan UKM Sentakamudya dalam melestarikan budaya Jawa, seperti menjadi juara 4 Nasional GFT Malang Universitas Brawijaya, menjadi juara favorit lomba tari TMD competition, serta berpartisipasi pada Hari Wayang Dunia 2023. Selain mengikuti perlombaan yang bergengsi UKM Sentakamudya juga dipercaya untuk mengisi beberapa acara yang diselenggarakan oleh pihak kampus.

Sentakamudya telah membuktikan kepada kita bahwa kebudayaan bukanlah hal kuno yang harus ditinggalkan, namun sebaliknya kebudayaan merupakan hal paling krusial bagi jati diri bangsa. Melalui kebudayaan kita dapat mengetahui perjalanan serta cerita bermakna dibalik berdirinya suatu bangsa dan dari Sentakamudya kita juga belajar bahwa keterbatasan bukanlah suatu halangan, justru hal inilah yang seharusnya dijadikan batu lonjakan agar dunia luar tau potensi dan kemampuan kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline