Lihat ke Halaman Asli

Refleksi Hari Guru

Diperbarui: 9 Desember 2022   22:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Selamat Hari Guru... Selamat Hari Guru... Selamat Hari Guru Tahun 2022. 

meskipun tulisan ini dirasa telat, namun semoga apa yang kami tulis bermanfaat secara khusus kepada Penulis dan Secara Umum kepada semua pembaca.

Tanggal 25 Nopember 2022, seperti tahun-tahun sebelumnya selalu di peringati sebagai Hari Guru Nasional dan biasanya setiap sekolahan mengadakan upacara untuk memperingatinya. dan lebih uniknya, petugas upacara yang biasanya di lakukan oleh siswa, pada hari yang spesial ini Petugasnya dimbil dari unsur Guru yang bertugas disekolah tersebut, tak terkecuali di sekolah kami.

SMP Ma'arif Karangawen dan SMA Ma'arif Karangawen, sekolah jenjang menengah yang terletak di Desa Jragung Kec. Karangawen Kab. Demak, yang berdiri dibawah naungan Yayasan KH. Marwan, tempat penulis melaksanakan tugas untuk mendidik dan menyiapkan generasi penerus bangsa.

seperti yang telah penulis sampaikan sebelumnya, di sekolah kami pada tanggal tersebut juga dilaksanakan upacara memperingati Hari Guru Nasional, dilaksanakan bersama-sama antara kedua jenjang tesebut (karena memang bangunan sekolah berhadapan), dan yang bertindak selaku Pembina adalah KH. Muhajir, Wakil Kepala SMP Ma'arif Karangawen dan selaku pendiri SMA Ma'arif Karangawen dan juga selaku yang dituakan. 

Dalam pidatonya Beliau mengutip ayat Dalam Al-Qur'an Surat Arrahman (55) Ayat 1-2, yang berbunyi اَلرَّحۡمٰنُۙ عَلَّمَ الۡقُرۡاٰنَؕ , yang berarti "(Allah) Yang Maha Pengasih (1), Yang telah mengajarkan Al-Qur'an (2)", kemudian beliau menyebutkan bahwa ayat tersebut juga bermakna bahwa Allah SWT memproklamirkan Diri-Nya sebagai Guru pertama yang ada di alam semesta dan sudah sepantasnya Guru-Guru yang adasekarang ini sepatutnya mencontoh-Nya dalam menjadi Guru.

Berdasar sedikit pemaparan tersebut penulis merefleksikan lebih jauh dengan kedua ayat tersebut. اَلرَّحۡمٰنُۙ dalam dunia pesantren biasanya dimaknai "Kang welas ing Ndunyo lan Akherat" / Yang Maha pengasih di dunia dan di akhirat, juga dapat di artikan sebagai yang mengasihi yang beriman dan yang tidak beriman kepada-Nya. berbeda dengan Arrahiim yang hanya berarti "kang welas ing Akhirat Bloko" / Maha pengasih hanya di akhirat atau juga dapat di artikan sebagai Maha pengasih bagi orang yang beriman.

dari sini penulis merefleksikan diri bahwa, sudah sepantasnya Guru dalam membimbing dan mendidik siswa tidak membedakan antara anak yang cerdas atau tidak, anak yang taat atau nakal dan seterusnya karena semuanya merupakan anak didik kita dan orang tua menitipkan keperayaan kepada kita sebagai guru untuk mendidik dan merubah sikap dari anak-anak menjadi dewasa, nakal menjadi taat dan lain sebagainya.

sudah seharusnya di era terbuka seperti sekarang ini kita merefleksikan diri kita untuk menjadi lebih baik agar anak didik kita juga terseret ke dalam kebaikan. seperti pepatah mengatakan "Buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya", anak didik kita tidak akan jauh dari apa yang kita ajarkan karena kita juga merupakan orang tua bagi mereka.

semoga bermanfaat...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline