Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Zacky Al Akhor

Universitas Nasional

Willow Project-AS dalam Kaca Mata Green Theory Hubungan Internasional

Diperbarui: 1 Agustus 2023   21:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Ilustrasi : bekasi.pikiran-rakyat.com

Beberapa bulan lalu tepat nya di bulan Maret, masyarakat dunia digemparkan oleh suatu proyek yang dinamakan dengan willow project. Willow project merupakan proyek pengeboran minyak yang diusung oleh perusahaan energi asal Amerika Serikat yaitu ConocoPhillips (ConocoPhillips Company). Willow project dilatarbelakangi karena adanya ketergantungan dan juga meningkatnya kebutuhan minyak di Amerika Serikat, dengan adanya pembangunan willow project ini diharapkan Amerika Serikat tidak bergantung lagi oleh negara lain. Proyek pengeboran minyak senilai US$ 8 miliar ini direncanakan akan dibangun di Alaska dengan 3 lokasi utama. Sebenarnya seberapa besar potensi minyak bumi yang ada di Alaska ?

Alaska merupakan sebuah negara bagain yang terletak di Amerika Serikat. Alaska sendiri diketahui sebagai salah satu wilayah yang memiliki potensi besar akan minyak bumi di Amerika Serikat, hingga mempunyai julukan National Petroleum Reserve (NPR) yang mempunyai arti cadangan minyak Nasional. Lokasi yang tadinya akan dijadikan sebagai tempat berlangsungnya proyek willow ini berada di cekungan utara Alaska yang diperkirakan mempunyai cadangan minyak bumi sekitar 1,2 Miliar Barel. Hal tersbut tentunya mempunyai dampak positif, diantaranyanya adalah meningkatkan perekonomian Amerika Serikat, tersedianya 2.500 lapangan kerja baru bagi masyarakat di barat Amerika dan direncanakan juga keuntungan yang diperoleh nantinya akan dialokasikan kepada sektor-sektor lain seperti pendidikan dan juga Kesehatan daerah setempat. Hal tersebut tentunya membuat banyak kalangan masyarakat yang setuju bila proyek tersebut dilaksanakan.

Meskipun sudah diterima oleh beberapa lapisan masayarakat dan proyek tersebut  memiliki potensi yang besar bagi Amerika Serikat, tetapi kenyataannya banyak masyarakat global dan juga para aktivis lingkungan yang menolak proyek tersebut. 

Banyak aksi-aksi dan juga kegiatan yang dilakukan dengan tujuan menentang dan menolak terlaksanannya proyek tersebut, seperti aksi penolakan willow project dengan mengirimkan satu juta surat penolakan proyek tersebut dan 3 Juta orang yang sudah menandatangani petisi penolakan willow projectersebut. selain itu banyak kampanye-kampanye yang dilakukan di media sosial yang dilakukan masyarakat global dengan tagar “stopwillow” guna mendapatkan dukungan dari masyarakat global terkait penolakan willow project tersebut. Lantas apa analisis green theory dalam Hubungan Intenasioal dalam hal ini dan sebenarnya mengapa banyak masyarakat global yang menolak willow project itu sendiri ?

Sumber Ilustrasi : Screenshot 

Krisis iklim dan juga lingkungan yang terjadi di beberapa tahun ini seperti, perubahan iklim, menipisnya lapisan ozon, penurunan spesies flora dan fauna, polusi udara dan berbagai masalah likungan lainnya  mulai terasa dampaknya bagi kehidupan manusia. Krisis iklim ini sudah mulai dibahas dan menjadi agenda diskusi forum-forum internasional. Salah satunya adalah paris agreement atau perjanjian paris yang merupakan perjanjian internasional yang melibatkan seluruh anggota PBB secara bersama-sama dalam upaya mencegah dan mengurangi krisis iklim itu sendiri. Paris agrimeent ini mempunyai poit utama yaitu salah satunya adalah upaya memperlambat suhu bumi dan telah ditandatangani sekitar 196 Negara.

Dalam Ilmu hubungan internasional banyak teori-teori yang berguna dalam menganalisis dan menjelaskan fenomena ataupun isu yang terjadi dalam hubungan internasional itu sendiri. Salah satu teori yang berkembang karena fenomena dalam hubungan internasional adalah green theory yang berkembang akibat permasalahan krisis iklim dan juga lingkungan. Aspek utama dalam green theory hubungan internasional itu sendiri adalah lingkungan hidup. 

Menurut Goodin (1992) dalam (Dyer, 2020) Green Theory mempunyai sebuah ciri khas yaitu Green Theory of Values, dimana harus ada pembatasan dalam kegiatan manusia dalam mengembangkan materi yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Hal tersebut dilakukan demi melestarikan lingkungan hidup. Karena peningkatan perekonomian, perkembangan teknologi dan juga pertumbuhan peduduk yang sangat pesat membuat peningkatan sumber daya alam dan banyak menimbulkan permasalahan lingkungan. 

Melihat proyek willow di dalam green theory bahwa setiap keputusan yang diambil setiap negara juga harus memperhatikan setiap lingkungan yang terdampak. Selain hal-hal positif dari willow project tersebut tentunya ada banyak juga hal-hal negatif yang ditimbulkan , salah satunya adalah emisi karbon yang ditimbulkan dari proyek ini tidaklah sedikit, yang nantinya akan berdampak pada peningkatan suhu dunia, selain itu dampak-dampak lain yang ditimbulkan bagi lingkungan dan juga satwa atau hewan-hewan yang ada di Alaska sangatlah besar, terutama bagi beruang kutub yang merupakan spesies terancam punah. peneliti juga mengatakan bahwa lapisan tanah atau juga yang disebut dengan permafrost bisa saja mencair dan melepaskan virus atau bakteri yang sudah terkubur lama di sana. Hal-hal tersebut juga nantinya bisa memicu banyak konflik antara negara. Oleh sebab itu melaui green theory ini dapat kita ketaui bahwa semua keputusan yang kita ambil alangkah baiknya harus melihat aspek lingkungan terlebih dahulu, agar bumi yang kita tinggali saat ini bisa terus nyaman bagi kita dan generasi-generasi selanjutnya.

Artikel ini sebagai salah satu syarat Tugas II Mata Kuliah Teori Hubungan Internasional dengan Dosen Pengampu: Fadlan Muzakki, S.IP., M.Phil., LLM. Terimakasih.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline