Dalam sebuah karya tulisan yang akan dipublikasi, penyuntingan merupakan hal yang perlu untuk kita lakukan. Penyuntingan dilakukan untuk mengidentifikasi dan membenarkan kesalahan penulisan yang ada pada bahasa Indonesia dalam sebuah karya tulis yang kita buat.
Penulis dan penyunting sendiri merupakan dua orang yang berbeda, tugas dari seorang penyunting yaitu untuk membenarkan kesalahan yang ada pada tulisan, seperti pada kesalahan tanda baca, ejaan, morfologi, semantik, dan sintaksis.
Walaupun karya tulisan itu sudah dipublikasi, pada kenyataannya penggunaan bahasa Indonesia dalam penulisan masih sering saja ditemukan kesalahan. Kesalahan yang sering ditemukan dalam sebuah karya tulisan biasanya yaitu dalam bentuk ejaan dan juga dalam bentuk prefiks.
Kesalahan dalam penulisan bisa terjadi karena beberapa faktor yang kita alami, yaitu seperti kurangnya penguasaan penulisan ejaan dalam berbahasa, kurang ketelitian dalam menulis, dan juga ke terburu-buruan dalam menulis.
Pada kali ini saya akan penyunting sebuah artikel yang ada pada media Kompasiana yang berjudul mengenal legenda kota Tangerang, pendekar Cisadane. Kesalahan yang saya temukan pada artikel tersebut berupa kesalahan dalam ejaan dan juga kesalahan pada prefiks.
Kesalahan dalam ejaan yang digunakan secara tidak benar dapat menyebabkan sejumlah masalah. Kesalahan ini dapat menyebabkan pembaca mengalami kesalahan dalam pemahaman, seperti penggunaan tanda titik atau koma, dan juga tipografi.
Pada nyatanya, artikel yang saya akan sunting masih banyak kesalahan dalam penulisan. Pada tulisannya masih kurang pemahaman mengenai kaidah penulisan kebahasaan yang ada.
Berdasarkan data kesalahan yang saya temukan pada artikel ini terdapat beberapa kesalahan penulisan ejaan dan juga prefiks. Kesalahan tersebut berupa tipografi dan penggunaan kata depan "di-".
Berikut beberapa data kesalahan penulisan ejaan dan prefiks yang ada dalam penulisan artikel pada media kompasiana yang berjudul mengenal legenda kota Tangerang, pendekar Cisadane.