Lihat ke Halaman Asli

Kedekatan Legislator dengan Pusaran Rasuah

Diperbarui: 7 Mei 2024   09:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kasus korupsi yang melibatkan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia telah menjadi sorotan bagi publik dan menjadi bukti nyata dari betapa rapuhnya integritas dalam pemerintahan. Kejadian demi kejadian yang terkuak ke permukaan hanya menambah panjang daftar praktek korupsi yang menciderai dasar-dasar demokrasi dan mengkhianati kepercayaan rakyat. Hal ini menjadi ironi, mengingat DPR RI seharusnya menjadi wadah yang mewakili aspirasi dan kepentingan rakyat. DATA Komisi Pemberantasan Korupsi sejak 2004 hingga Juli 2023 menyebutkan, sebanyak 344 kasus korupsi melibatkan anggota DPR dan DPRD. Jumlah ini terbanyak ketiga, di bawah kasus korupsi yang menjerat kalangan swasta (399 kasus) dan pejabat eselon I-IV (349 kasus).

Fakta, mereka yang terlibat korupsi yaitu mulai anggota hingga pimpinan DPR/DPRD. Miris, bukan? Padahal, sebagai wakil rakyat seharusnya mereka fokus pada fungsinya untuk menyejahterakan seluruh masyarakat Indonesia.

Penyebab utama dari maraknya korupsi di kalangan anggota DPR RI bisa dilihat dari lemahnya sistem pengawasan dan ketidakjelasan mekanisme check and balances dalam struktur pemerintahan. Seringkali, kepentingan personal atau golongan menjadi prioritas daripada kepentingan umum, yang mana hal ini dibenarkan oleh ketidaktransparanan proses pengambilan keputusan dalam lembaga legislatif tersebut.

Dari sisi hukum, meski banyak anggota DPR yang terjerat kasus korupsi telah diadili, namun hukuman yang diberikan nampaknya belum cukup memberikan efek jera. Hal ini menimbulkan persepsi bahwa hukum masih tumpul ke atas dan tajam ke bawah, dimana pelaku korupsi dengan posisi dan kuasa cenderung mendapatkan perlakuan lebih lunak.

Masyarakat pun turut merasa dirugikan dengan maraknya korupsi di DPR RI. Dana-dana negara yang seharusnya dialokasikan untuk pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat, justru lenyap di tangan-tangan tidak bertanggung jawab. Ketidakpercayaan masyarakat terhadap lembaga legislatif pun semakin meningkat, mempengaruhi legitimasi dan efektivitas DPR RI dalam menjalankan perannya.

Dalam rangka memerangi korupsi di DPR RI, perlu adanya perombakan sistemik yang menyentuh pada akar permasalahan. Salah satunya adalah dengan memperkuat lembaga-lembaga pengawas internal dan eksternal, seperti Badan Pemeriksa Keuangan dan Komisi Pemberantasan Korupsi, yang mampu bekerja secara independen dan terlepas dari intervensi politik.

Selain itu, peningkatan transparansi dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan anggaran publik harus menjadi prioritas. Harus ada mekanisme yang jelas dan terbuka dalam setiap proses pengambilan keputusan di DPR RI yang memungkinkan partisipasi dan pengawasan masyarakat.

Penegakan hukum yang tegas dan berkeadilan juga menjadi kunci dalam upaya pemberantasan korupsi. Hukuman yang diberikan kepada pelaku korupsi harus mampu memberikan efek jera, tidak hanya bagi individu yang bersangkutan tetapi juga bagi potensi pelaku lainnya.

Terakhir, peningkatan integritas dan etika politik anggota DPR RI harus menjadi prioritas. Hal ini bisa dimulai dari sistem rekrutmen dan seleksi calon anggota yang transparan dan akuntabel, serta penanaman nilai-nilai integritas dan komitmen terhadap kepentingan publik sejak awal. Dengan demikian, diharapkan DPR RI bisa kembali menjadi lembaga yang dipercaya dan dihormati oleh rakyat, dan korupsi bisa ditekan seminimal mungkin. Kasus korupsi yang melibatkan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia telah menjadi sorotan bagi publik dan menjadi bukti nyata dari betapa rapuhnya integritas dalam pemerintahan. Kejadian demi kejadian yang terkuak ke permukaan hanya menambah panjang daftar praktek korupsi yang menciderai dasar-dasar demokrasi dan mengkhianati kepercayaan rakyat. Hal ini menjadi ironi, mengingat DPR RI seharusnya menjadi wadah yang mewakili aspirasi dan kepentingan rakyat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline