Pasangan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dinilai sangat aktif di media sosial. Strategi politik Prabowo-Gibran juga dinilai sangat bagus untuk menarik lebih banyak dukungan dari masyarakat. Strategi Prabowo-Gibran dalam mensosialisasikan dukungan kepada masyarakat memang terlihat sangat unik. Mulai dari iklan-iklan yang menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) dinilai sangat kreatif dan lebih fresh. Sebab, itu bisa menarik dukungan lebih banyak dari seluruh masyarakat baik tua maupun generasi muda. Fetra melihat, gebrakan Prabowo-Gibran dalam melakukan kampanye lewat iklan dinilai sangat mampu menarik dukungan dari anak-anak muda Indonesia.
sumbangan terhadap kemenangan Prabowo-Gibran tidak lepas dari kalangan pemilih mula. Pemilih mula yang dimaksud merupakan kalangan pemilih yang baru kali ini melakukan pencoblosan. Berdasarkan estimasi hasil survei, dalam pemilu kali ini diperkirakan sebanyak 13 persen besarannya. Dari hasil pencermatan survei sebelum pemilu, tampak terjadi peningkatan dukungan yang signifikan pada Prabowo, khususnya terjadi sesaat setelah Prabowo dipasangkan dengan Gibran. Prabowo membranding dirinya dengan sesuatu yang sederhana, santai, dan menggemaskan. Citra ini kemudian disederhanakan dengan diksi 'gemoy'.
Prabowo dalam dua kontestasi pilpres ke belakang menampilkan citra personal yang maskulin seperti, nasionalis, kuat, dan tegas. Untuk menggambarkan imaji itu, Prabowo kerap berpakaian dengan tampilan semi militer, menunggang kuda dalam kampanye, dan menyerang musuh politiknya secara verbal. Namun sekarang, tampilan demikian tidak nampak lagi. Prabowo mengubah citranya menjadi sosok yang terkesan humanis, santai, tidak emosional, dan tentu menggemaskan. Kesan demikian diproduksi dengan intens lewat tingkah Prabowo yang sering berjoget ria di muka umum, bicara lebih tenang, tidak menyerang lawan politik, dan acapkali melucu di depan publik.
Perubahan citra ini nyatanya memang cukup berpengaruh signifikan terhadap persepsi publik terhadap Prabowo-Gibran. Bila berkaca pada percakapan di media sosial, paling tidak publik terbelah menjadi dua kubu. Ada yang mengkritik dan menilai tindakan Prabowo tidak seharusnya dilakukan oleh seorang capres. Tapi ada pula yang menganggap hal itu biasa saja dan malah diapresiasi positif. Pemasaran politik yang dilakukan tim pemenangan prabowi gibran pun membuahkan hasil dengan terpilihnya prabowi dan gibran sebagai presiden dan wakil presiden republik indonesia dengan perolehan mencapai 58%.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H