Lihat ke Halaman Asli

Karya Tulisku

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

LAPORAN

Studi Religi, Ilmiah, Dan Budaya

2013-2014

Disusun oleh:

Nama                : Muhammad Yusuf  Dzaky Maulana

No.Induk           : 4958

SMA PGRI 1 GRESIK

31 Januari  2014

Halaman Pengesahan

Laporan Study Religi, Ilmiah, dan Budaya 2013 yang ditulis oleh :

Nama             : Muhammad Yusuf Dzaky Maulana

Kelas              : XI - IPS

No induk       :  4958

Dinyatakan telah memenuhi syarat dan dapat disetujui

Gresik, 18 Januari 2014

Ketua  Panitia                                                    Pembimbing

Dra. Endang Yuni Lestari __Tri Zuni Astuti, S.Pd__

NPA – PGRI :1323010589                                      NPA – PGRI :1323010596

Mengetahui,

Kepala SMA PGRI 1 Gresik

Drs. H. Abdul Rokhim, M.Pd.

NPA – PGRI :1323010593

Kata  Pengantar

Assalamualaikum.wr.wb

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan studi tour dalam waktu yang telah ditentukan.

Tidak sedikit saya mengalami kesulitan dalam penyelesaian laporan ini, namun berkat kerja keras dan kerjasama yang saya dan teman – teman pertahankan, akhirnya laporan ini dapat terselesaikan.

Dalam kesempatan ini, saya tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :


  1. Bapak Drs. H Abdul Rokhim, M.Pd  selaku Kepala Sekolah SMA PGRI 1 Gresik.
  2. Dra. Endang Yuni Lestari selaku ketua panitia studi tour kelas XI SMA PGRI 1 Gresik.
  3. Tri Yuni Astuti, S.Pd  selaku pembibing dan wali kelas XI.
  4. Teman – teman saya yang telah banyak membantu menyusun laporan ini.

Saya sadar betul kalau laporan yang telah saya buat ini masih jauh dari kata sempurna dan masih perlu diperbaiki. Bukan berarti apa yang saya lakukan tidak ada artinya, karena saya telah berusaha dengan sungguh – sungguh dalam menyusun laporan ini.

Untuk itu, saya menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan bahan penulisan ini.

Gresik,

Penyusun

Daftar Isi

LEMBAR JUDUL………………………………………………………………   i

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………..  ii

KATA PENGANTAR ………………………………………………………. ..  iii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………   iv

Bab 1.PENDAHULUAN ……………………………………………………… 1

A.TujuanPenelitian ……………………………… ………...……………       1

B.Tujuan Penelitian ……………………………… ………...……………       1

C.Manfaat Penelitian …………………………….. ………………………     2

Bab 2.PEMBAHASAN ………………………………………………………… 3

A.Studi Religi ……………………………………………………………..     3

1. Makam Sunan Muria …………………………………………………….3 2.Makam Sunan Kudus…………………………………... ……………….                               4

3. Makam Sunan Kalijaga............................................................................ ..  5

4. Makam Sunan Demak/ Raden Patah …….................................................   6

5. Masjid Kudus ………………………………………………………….....  7

6.Masjid Demak ............................................................................. ………..   8

B. Studi Budaya……………………………………………………  …. .   8

1.Kraton Yogyakarta ………………………………………………………    9

2.Taman Pintar ……………………………………………………………  10

3.Candi Prambanan ………………………………………………............. 12

C.Studi Ilmiah …………………………………………………………….. 18

Pabrik Gula Madu Baru ………………………………………………..   18

Bab 3.Penutup………………………………………………………………..… 22

A.Kesimpulan …………………………………………………………… 22

B. Saran …………………………………………………………………. 23

Daftar Pustaka ……………………………………  . …………………… 24

Lampiran ………………………………………………………….......... 25

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Indonesia memiliki keanekaragaman budaya, baik budaya seni, budaya bahasa, maupun budaya religi. Hal inilah yang dapat menarik para wisatawan untuk mengunjunginya. Di Indonesia banyak memiliki peninggalan – peninggalan masa lalu yang tersimpan baik dan masih dijaga serta dilindungi. Misalnya, Candi Borobudur, Candi Prambanan, kerajaan – kerajaan pada jaman dahulu, peninggalan para wali, Keraton Yogyakarta, dan lain – lain.

Tempat – tempat itu sendiri masih berdiri kokoh walupun bentuknya sudah banyak mengalami perubahan. Akan tetapi, meskipun begitu keasliannya masih terlihat utuh. Hal ini ditunjukkan oleh pengelolahan tempat – tempat bersejarah tersebut sebagaimana mereka mencintai budaya – budaya Indonesia dan tempat – tempat  tersebut pada jaman dahulu.

Setelah mengikuti studi ilmiah, budaya dan religi tahun 2013, para siswa dan siswi diwajibkan untuk menyusun laporan studi religi, ilmiah dan budaya dalam karya tulis. Hal ini bertujuan untuk mengasah kemampuan siswa dan siswi dalam mengembangkan ilmu yang diterima serta menanamkan nilai – nilai budi pekerti luhur dalam diri siswa – siswi.

B.Tujuan Penelitian ( observasi )

Adapun tujuan dan penelitian dari studi tour yang meliputi studi ilmiah, studi religi, dan studi budaya adalah sebagai berikut :

1.Menumbuhkan rasa cinta akan budaya yang dimiliki oleh Tanah Air Indonesia.

2.Menumbuhkan solidaritas antar siswa dan siswi.

3.Membentuk pribadi yang baik dan mulia.

4.Memberi wawasan dan pengalaman kepada para siswa – siswi.

C.Manfaat Penelitian ( observasi )

Disamping tujuan penelitian ( observasi ), ada juga manfaat penelitian   ( observasi ) studi tour, yaitu sebagai berikut :

1.Siswa dan siswi mendapat pengalaman yang baru setelah melakukan perjalanan studi tour.

2.Siswa dan siswi dapat menambah wawasan tentang ilmu pengetahuan.

3.Siswa dan siswi dapat memperoleh kepercayaan diri dan tanggung jawab dalam menggali informasi.

BAB II

PEMBAHASAN

A.Studi Religi


  1. Makam Sunan Muria

Minggu, 22 Desember 2013 , kami berangkat pukul 06.00 WIB dari Gresik. Tujuan utama kami adalah mengunjungi Makam Wali Allah As Syech Raden Umar Said  ± 6 jam perjalanan. Setelah kami menempuh perjalanan yang panjang akhirnya kami sampai juga diparkiran Sunan Muria tepat pukul 13.00 WIB. Saya  beserta rombongan bergegas turun dan segera mencari ojek, karena untuk mencapai makam Sunan Muria yang jaraknya ± 10 km dari tempat parker bus, dan satu – satunya alat transportasi yang bias mencapai Makam Sunan Muria hanyalah ojek tersebut. Ongkos sekali naik ojek adalah Rp 8.000 ,- .

Sesampaimya di tempat makam Sunan Muria, saya beserta rombongan bergegas mencari tempat untuk wudhu. Setelah itu saya dan rombongan langsung saja masuk menuju tempat maka Wali Allah Assyeh Raden Umar Said Sunan Muria. Disana, saya beserta rombongan berdoa dipimpin oleh Bapak Abdul Rokhim. Sesudah itu saya  melihat – lihat keadaan disekeliling makam Sunan Muria yang didominasi oleh warna putih, mulai dari tirai putih, dinding putih. Semua ornamen – ornamen yang ada di Makam Sunan Muria menggunakan kayu jati yang diukir. Di sekitar Makam Sunan Muria yang tertutupi dengan kain sutra putih, terdapat makam – makam kerabat dan murid – murid dari Sunan Muria, dan bisa dibilang makam tersebut adalah makam dari orang – orang terdekat Sunan Muria. Di sekitar makam Sunan Muria terdapat sebuah batu prasasti untuk sebuah bakti gedung Tawasul makam Sunan Muria. Makam Sunan Muria sudah diresmikan oleh presiden Republik Indonesia pada tanggal 13 April 2001 dan ditandatangani oleh presiden yang menjabat saat itu.

Pada saat itu suasana di dalam makam Sunan Muria sangatlah ramai. Banyak peziarah dari berbagai daerah Indonesia yang dating untuk berdoa disana. Setelah itu saya dan rombongan turun dan mengantri untuk meminum air dari makam Sunan Muria. Setelah semua selesai, saya dan rombongan menyempatkan diri untuk sholat Dhuhur – Azhar di Jama’ Taqdim di masjid yang ada di sekitar itu. Setelah semua rangkaian acara selesai di Sunan Muria, saya beserta rombongan kembali ke pangkalan ojek, kemudian kami bergegas kembali ke bus. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 14.30 WIB, saya beserta rombongan segera berangkat ke tempat tujuan berikutnya.


  1. Makam Sunan Kudus

Setelah berziarah di makam Sunan Muria, saya beserta rombongan melanjutkan perjalan menuju kota kudus untuk berziarah di makam Sunan Kudus. Perjalanan dari makam Sunan Muria menuju makam Sunan Kudus membutuhkan waktu ± 1 jam perjalanan. Saya beserta rombongan tiba di terminal makam Sunan Kudus, saya dan rombongan harus menempuhnya dengan naik ojek, kemudian berjalan kaki ± 200 meter.

Makam Sunan Kudus tepat berada di belakang masjid menara kudus. Setelah sampai di komplek makam Sunan Kudus saya dan rombongan segera mencari tempat untuk wudhu, lalu saya langsung masuk dan berziarah di makam Sunan Kudus.

Makam Sunan Kudus ditutupi oleh pendopo yang kemudian pendopo tersebut ditutupi oleh kelambu uang berwarna putih, tetapi disekeliling makam Sunan Kudus semuanya bernuansa merah agak kecoklatan seperti pada batu bata. Di pendopo juga terdapat barang peninggalan Sunan Kudus. Peninggalan tersebut berupa tasbih yang berukuran sangat besar, tidak seperti pada umunya tasbih tersebut terbuat dari kayu yang diperkirakan umurnya mencapai ratusan tahun. Tidak hanya itu, dipendopo juga terdapat barang yang unik, tetapi tidak hanya terdapat di tempat itu saja. Disekeliling makam Sunan Kudus terdapat banyak makam – makam para kerabat, keturunan maupun prajurit dari Sunan Kudus.

Di sekitar makam Sunan Kudus juga terdapat bangunan yang sedang direnovasi. Setelah semua rangkaian acara ziarah selesai, saya dan rombongan kembali ke tempat pangkalan ojek untuk kembali ke terminal bus dan melanjutkan perjalan berikutnya.


  1. Makam Sunan Kalijaga

Setelah selesai zaiarah di makam Sunan Kudus, saya dan rombongan langsung melanjutkan perjalanan ke Kalidanyu untuk ziarah di makam Sunan Kalijaga ( Raden Said ). Perjalanan dari Sunan Kudus menuju Kalidangu mebutuhkan waktu ± 30 menit. Saya dan rombongan tiba di Kalidangu pukul 18.00 WIB, kemudian ziarah di makam Sunan Kalijaga. Untuk menuju Sunan Kalijaga saya dan rombongan harus melewati pasar kecil yang menjual berbagai macam pakaian, oleh – oleh dan makanan khas daerah itu. Ketika kami memulai memasuki gapura, alas kaki harus dilepas. Setelah memasuki gapura disana sudah terlihat banyak sekali makam – makam. Makam tersebut merupakam makam – makam para kerabat, keturunan, maupun pengikut dari Sunan Kalijaga.

Saya dan rombongan langsung menuju Makam Sunan Kalijaga untuk berziarah. Di makam Sunan Kalijaga semua bernuansa putih. Disana juga terdapat peninggalan dari Sunan Kalijaga peninggalan tersebut berupa 2 gentong air :

a.Padasan ( tempat air wudhu )

b.Pedaringan ( tempat penyimpanan beras )

Air yang diisi ke dalam gentong sekarang ini berasal dari sungai yang berjarak ± 300 meter dari lokasi Makam Sunan Kalijaga dengan cara dipukul. Kemudian air diendapkan di bak penampungan dan disalurkan ke dalam gentong lewat filter      ( disterilisasi ). Air tersebut biasanya diminum oleh pengunjung atau para peziarah yang berkunjung

Setelah rangkaian acara di Makam Sunan Kalijaga selesai, saya dan rombongan segera kembali saat perjalanan kembali ke bus saya singgah di pendopo terlebih dahulu. Disana saya melihat miniature area komplek makam Sunan Kalijaga. Setelah itu saya dan rombongan segera kembali ke bus untuk melanjutkan perjalanan.


  1. Makam Raden Patah / Sultan Demak.

Makam Raden Patah atau Sultan Demak terdapat di sekitar lokasi Masjid Demak. Setelah sholat isya’ di Masjid Demak kami segera berjalan menuju makam Sultan Demak untuk berziarah, untuk menuju makam, saya dan rombngan melewati makam – makam yang ada di sekitar halaman. Makam Sultan Demak tidak tertutup jirat sama sekali, melainkan diberi pagar untuk membatasi peziarah yang dating untuk berdoa. Tidak hanya makam Sultan Demak yang dibatasi pagar, ada juga makam – makam yang mempunyai hubungan keluarga, saudara, kerabat dengan Sultan Demak, yaitu :

èMakam utama di dalam sultan demak :

-Permaisuri :

Sultan Demak I / Raden Fattah ( Dewi Murtoshimah ).

-Sultan Demak I

( R. Abdul Fattah Al Akbar Sayyidin Panotogomo ).

- Sultan Demak III ( Raden Pati Unus ) – Pangeran Sabrang Lor.

Makam Sultan Demak tidak seperti makam – makam yang lain. Makam Sultan Demak terbuka, meskipun demikina makam Sultan Demak mempunyai pandangan yang mewah disbanding dengan macam – macam yang lainnya. Banyak komentar dari berbagai pengunjung bahwa makam Sultan Demak mempunyai ciri khas tersendiri dari penataan makam. Sultan Demak atau Raden patah adalah tempat terakhir yang kami kunjungi, dalam rangkaian ziarah religi, kami pun segera melanjutkan perjalan ke tempat penginapan atau motel.


  1. Masjid Kudus

Masjid Kudus terletak tepat berada di depan Makam Sunan Kudus, orang – orang biasa menyebutnya dengan Masjid Menara Kudus, mengapa orang – orang menyebut begitu? Karena, di depan masjid kudus terdapat menara kudus yang lumayan tinggi dan besar. Tinggi menara tersebut ± 13 meter. Menara terlihat sangat megah dan kokoh. Menara itu terbuat dari batu bata berwarna merah kecoklatan yang tertata rapid an masih terlihat keasliannya. Di atas menara kudus, terdapat satu buah bedug tua dan jam dinding yang ukurannya lumayan besar. Anehnya jam dinding itu masih hidup sampai sekarang dan masih layak pakai. Di belakang menara terdapat sebuah anak tangga yang diyakini sebagai cara untuk membangun menara tersebut. Menara tersebut sama halnya seperti Sunan Bonang, karena pada dinding terdapat tempelan – tempelan atau tempat makam ada yang mengandung banyak arti.

Dalam dongeng diceritakan, bahwa jauh sebelum Sunan Kudus memegang tampuk kepemimpinan di Kudus telah ada seorang tokoh terkemuka disana ialah Kyai Telingsing.. Karena beliau sudah lanjut usia maka ia ingin mencari penggatinya. Pada suatu hari Kyai telingsing berdiri sambil menengok ke kanan dan ke kiri sperti ada yang dicarinya, tiba – tiba Sunan Kudus pun muncul dari arah selatan, dan masjid pun segera dibinanya dalam waktu yang sangat singkat, malahan ada yang mengatakan bahwa masjid itu tiba – tiba muncul dengan sendirinya. Berhubung dengan desa itu desa desa tersebut kemudian diberi nama : Nganjuk, sedangkan masjidnya dinamakan Masjid Nganguk Wali. Pembangunan Masjid Kudus sendiri tidak meninggalkan unsure arsitektur Hindu. Bentuk menaranya masih menggunakan arsitektur bergaya Hindu.


  1. Masjid Demak

Masjid Agung Demak adalah salah satu masjid tertua yang ada di Indonesia. Masjid ini terletak di desa Kauman, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Sejarah masjid ini dipercaya pernah menjadi tempat berkumpulnya para ulama yang menyebarkan agama islam di Pulau Jawa yang disebut Wali Songo. Pendiri masjid ini adalah Raden Patah, yaitu raja pertama dari kesultanan demak sekitar abad ke – 15 masehi. Raden Patah bersama Wali Songo mendirikan masjid yang kharismatik ini dengan member gambar serupa bulus.

Arsitektur masjid ini mempunyai bangunan – bangunan induk dan serambi. Bangunan induk memiliki empat tiang yang disebut “ Saka Guru “. Bangunan serambi merupakan bangunanterbuka, atapnya berbentuk limas yang ditopang delapan tiang ang disebut “ Saka Majapahit “. Bias juga atap Masjid Demak disebut “ atap tumpang “. Di dalam lokasi komplek Masjid Demak tidak hanya sekedar terdapat masjid, tetapi ada juga perpustakaan demak, museum demak, dan kolam untuk jaman dulu.

B.Studi Budaya


  1. Keraton Yogyakarta

Keraton ialah tempat dimana bersemayam ratu – ratu, berasal dari kata = ka + ratu + an, juga dapat disebut kedaton. Dalam bahasa Indonesia biasa disebut istana. Tetapi istana bukanlah kraton. Kraton ialah sebuah istana yang mengandung arti keagamaan, arti filsafat, dan arti kulturil( kebudayaan ). Arsitektur bangun – bangunannya, letak bangsalnya ukuran – ukurannya, hiasannya, sampai pada warna gedungnya-pun mempunyai arti. Pohon – pohon yang ada di dalamnya bukan pohon sembarangan. Di dalam kraton terdapat tempat pentas bermain alat musik tradisional seperti angklung, dan ada juga seperti orang sinden. Dan beberapa tempat lukisan silsilah keluarga keraton, lukisan unik segala arah yang akan mengikuti arah dari sisi mana kita berada. Juga terdapat tempat bersantai para raja dan ratu di taman yang begitu luas.    

Disana juga terdapat raja keraton pertama sampai sekarang dengan istri, anak, dan para sesepuhnya turun temurun. Dapat diketahui komplek keraton banyak terdapat symbol – symbol di tiap tempat. Terutama di bagian atas pintu masuk, adanya patung lelaki tua bersilah ( pesuruh keraton ). Jalan menuju keraton berjumlah jalan keluar ada 9 buah, 5 buah  jalan bertemu di alun – alun selatan. Dan tepat di tengah – tengah alun – alun selatan keraton terdapat dua pohon beringin bernama “ Supit Urang“  yang pagarnya mempunyai design busur atau sifat  pemuda – pemudi  yang banyak orang berkata, jika dalam menutup kedua mata kita dan berjalan, bisa masuk ke tengah – tengah pohon beringin itu, kita dapat meminta permohonan, dan dilewati dengan rasa percaya dan yakin. Begitulah sepintas tentang keraton jogja dengan banyak keunikan di dalamnya serta budaya dan tradisi yang masih melekat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline