Lihat ke Halaman Asli

Ayah

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pertemuan Terakhir dengan Ayah



Perkenalkan aku adalah anak yang paling sederhana. Aku telah dilahirkan oleh Ibu tercinta. Ibu adalah sebagai malaikatku. Ayah tercinta adalah pedoman hidup. Karena telah memperjuangkan anak-anaknya agar menjadi orang bermanfaat bagi nusa dan bangsa. Aku dilahirkan di kota Gresik, sebuah kota kecil di Jawa Tengah.

Oya, aku lupa mengenalkan diri. Namaku Ringgo Saputra. Atau, panggil saja aku Ringgo.

Semasa kecil Ayah telah memberikan penuh kasih sayang kepadaku. Ayah adalah sosok lelaki yang paling kuat dan selalu mencarikan nafkah untuk anak-anaknya. Aku pun belum mengerti semenjak masa-masa kecilku itu, Ayah selalu menggendongku semenjak masa kecil berusia satu tahun.

***

Empat tahun kemudian, Ayah selalu mengantarkan aku ke TK Bhakti. Aku melihat sosok dengan senyumannya bagaikan bunga mawar. Saat itu aku merasa semangat bila Ayah selalu mendampingiku membaca buku, bagaimana caranya membaca buku? Serta yang paling berharga saat Ayah membimbing diriku agar bisa membaca buku. Benar-benar guru bagiku yang bijaksana.

Masa-masa kecilku selalu diceritakan dongeng cerita rakyat. Aku saat itu merasa senang ketika Ayah sedang mendongengkan kepadaku di hadapanku. Ayahku ternyata bisa mendongeng agar aku bisa tidur lelap.

Aku selalu belajar dengan ayah tercinta. Di sekolah setiap ada kegiatan karnaval, aku memakai baju sesuai Ayah bicarakan. Aku pun nurut kata-kata Ayah. Aku disuruh memakai baju polisi. Ayah merasa bangga memilihat aku memakai baju itu.

Pada pagi harinya, aku diantarkan ke sekolah mengendarai sepeda motor. Sekolahku itu sebelah kiri dari kantor Ibuku. Sekolahku sangat jauh hampir masuk pelosok pedesaan. Sebab ibu kerja di sana jadi berangkatnya bersama-sama. Aku belum bisa memakai kaos kaki dan tali sepatu, Ayahlah yang membantuku.

Sesampai ke sekolah, Ibu dan aku masuk masing-masing. Ayah selalu memberi semangat dengan melambaikan tangan. Sungguh merasa sangat luar biasa mempunyai Ayah seperti itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline