Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Yusuf Ansori

Mari berkontribusi untuk negeri.

Novel Origin, Peringatan tentang "Bahaya" Artificial Intelligent

Diperbarui: 27 November 2023   06:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Penerbit Doubleday via en.wikipedia.org

Sudah beberapa tahun yang lalu saya membaca novel ini, tidak lama sejak versi Bahasa Indonesia dirilis. Awalnya, merasa jika isinya hanya fiksi semata. Dan Brown, sebagai penulisnya, terlalu liar dalam berimajinasi.

Kini, saya merasa jika buku ini menjadi sebuah "peringatan" penting akan bahaya sebuah makhluk yang baru diciptakan oleh manusia. Makhluk ini benar-benar mulai mengambil peran manusia sebagai pengelola semesta. 

Kadang bingung, apakah harus senang atau sedih ketika makhluk ini diciptakan. Merasa senang karena dia membantu saya mendesain sebuah sampul buku digital yang sedang saya garap. Sekaligus sedih karena, akan ada banyak desainer yang kehilangan pekerjaan gegara makhluk ini.

Artificial Intelligent, makhluk ini pula yang memperingatkan saya agar "tidak usah belajar menggambar". Toh, saya cukup menulis permintaan tentang bagaimana gambar yang ingin ada dalam koleksi ponsel. Dia akan memberikan sebuah karya secara cuma-cuma. 

***

Origin adalah novel thriller misteri tahun 2017 karya penulis Amerika Dan Brown dan angsuran kelima dalam seri Robert Langdon miliknya, setelah Inferno. Buku ini dirilis pada 3 Oktober 2017 oleh Doubleday. Buku ini sebagian besar berlatar di Spanyol dan menampilkan bagian-bagian kecil di Sharjah dan Budapest.

Sebagai penggemar Dan Brown, awalnya hanya membaca karyanya sebagai sebuah cerita yang penuh ketegangan dan misteri. Saya suka gaya bercerita yang "padat" serta langsung pada permasalahan yang memicu konflik. 

Namun, setelah membaca Origin serta membaca beberapa buku dan artikel maka saya mulai menerima pesan "tersembunyi" dari karya penulis Amerika ini. Dia bisa menyajikan sebuah karya yang kompleks sekaligus mengkritik banyak hal dalam kehidupan kontemporer. Memang akan menarik jika membicarakan topik yang "berat" dengan cara yang lebih ringan. 

Hal yang dibicarakan dalam karya fiksi tersebut bukan lagi isapan jempol belaka. Manusia diperingatkan akan berbagai kemungkinan jika super komputer sudah menjadi penguasa di bumi. Ah, bukan. Bahkan komputer bisa menjadi penguasa galaksi. 

Novel ini dirilis sebelum Chat GPT menjadi bahan obrolan di media sosial. Kemampuan si robot cerdas untuk menjawab begitu banyak pertanyaan, sungguh mengagumkan. Kemampuan AI lebih dari itu!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline