Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Yusuf Ansori

Mari berkontribusi untuk negeri.

Tidak Ada Ladang Gandum, Setiap Hari Makan Gandum

Diperbarui: 20 Juli 2022   07:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ladang gandum di Ukraina (Foto: tribunnews.com)

Saya sendiri heran kenapa lidah begitu sulit untuk melupakan rasa tepung gandum. Apakah itu dikarenakan sejak kecil sudah terbiasa atau "dibiasakan" untuk makan terigu?

Bukan makan roti gandum atau hamburger tetapi hampir setiap hari saya makan "gorengan". Begitu renyah di lidah sehingga sulit rasanya melupakan makanan yang satu ini. Mungkin karena harganya murah dan mudah didapat sehingga pilihan akan selalu mengacu pada bahan makanan itu.

Gandum menjadi bahan pangan impor yang telah menjadi bagian dari budaya kami. Hal yang bisa diterima jika nasi sudah menjadi bagian dari keseharian. Padi ditanam di sekitar rumah.

Namun, sulit diterima akal ketika bahan pangan yang didatangkan jauh dari negeri orang malah menjadi bagian dari budaya yang sulit ditanggalkan. Lebih baik antri untuk membeli minyak goreng daripada harus berhenti makan gorengan.

Selain gorengan, mie instan juga sudah menjadi bagian dari budaya makan. Tidak ada persediaan mie instan rasanya tidak nyaman perasaan. Apalagi kalau malam hujan deras, setidaknya ada mie instan yang bisa menghangatkan badan.

Entah kenapa kita begitu tergantung pada mie instan. Ada bencana pun sumbangan mie instan bisa menumpuk. Apalagi dalam keadaan bahagia dan lupa jika makan berlebihan bisa mengganggu kesehatan.

***

Jika Presiden berupaya mengamankan pasokan gandum, bisa dimengerti. Rakyat negerinya tidak akan sanggup menjauh dari terigu.

Presiden tahu jika kemarahan rakyat bukan berpangkal pada nilai tukar dollar. Kemarahan terbesar rakyat masih bergantung pada masalah makanan.

Kami tidak terlalu peduli apakah makanan itu impor atau produk dalam negeri. Hal yang terpenting adalah memperolehnya dengan mudah. Ketika datang ke warung dekat rumah, bisa dibeli dengan harga murah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline