Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Yusuf Ansori

Mari berkontribusi untuk negeri.

Mengenalkan Binatang Lokal dengan Boneka Kayu

Diperbarui: 10 Maret 2021   16:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hewan liar dan versi bonekanya (Dokpri)

"Itu suara apa?" tanya keponakan saya ketika mendengar suara melengking.

"Itu suara burung Cukakak Sungai," jawab saya.

"Kayak yang ini ya?" sembari memperlihatkan boneka kayu yang saya buat.

"Iya ...."

Alhamdulillah, apa yang diharapkan sudah tercapai juga. Anak-anak mulai mengenal hewan liar yang hidup di dekat rumah. Meskipun mereka belum bisa melihat wujud aslinya tetapi setidaknya mereka merasakan keberadaan hewan-hewan itu. Berawal dari mendengar suaranya, lama-kelamaan anak-anak bisa melihat wujud indah hewan-hewan itu seperti yang saya alami.

Membutuhkan waktu cukup lama untuk memperkenalkan hewan liar ke anak-anak. Saya berusaha memotretnya terlebih dahulu untuk memperlihatkan jika hewan yang dimaksud itu ada di sekitar kita. Melihat mata mereka yang berbinar ketika mengamati gambar-gambar hewan itu sungguh menggemaskan.

Memang tidak mudah memperkenalkan hewan liar ke anak-anak karena jarang muncul. Maka dari itu, saya berpikir untuk membuat boneka kayu. Jika foto dan video tidak bisa diraba, maka boneka kayu bisa dijadikan mainan.

Selama ini anak-anak di keluarga kami terlebih dahulu diperkenalkan dengan hewan liar Afrika yang sering muncul di film Disney atau saluran televisi bertemakan alam liar seperti Animal Planet dan National Geographic. Tapi, saya kesulitan memperkenalkan hewan liar yang hidup tidak jauh dari rumah. Dan, ketika membuat boneka kayu ternyata ada kemudahan untuk itu.

Dalam mendesain boneka kayu itu saya terinspirasi tokoh-tokoh Disney. Hewan dalam versi kartun tidak sama persis dengan aslinya. Dan, memang itulah yang disukai anak-anak. Tikus pun yang notabene terkesan "menjijikan" jadi terlihat lucu seperti Mickey dan Minnie.

Meskipun berbahan papan kayu bekas, cukup kuat bila anak-anak menjadikannya mainan. Dengan warna lebih cerah dari aslinya, anak-anak biasanya suka. Mata boneka terlihat lebih besar dan berwarna putih tidak segelap aslinya. Intinya, dibuat tidak terkesan menakutkan.

Prosesnya lumayan memakan waktu dan tenaga. Saya menggergaji papan kayu dengan gergaji triplek. Memang sulit, tapi semuanya dilakukan dengan cinta sehingga terasa menyenangkan.

O ya, saya belum memperkenalkan Si Cuki. Seekor Cekakak Sungai yang sering berisik sepanjang hari. Lucu kan?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline