Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Yusuf Ansori

Mari berkontribusi untuk negeri.

Menjadi Serangga Agar Tidak Terdampak Resesi Dunia

Diperbarui: 12 November 2020   21:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumen Pribadi

Kalau menjadi sapi, domba atau ayam dampak resesi masih bisa dirasakan. Mereka terbiasa menggunakan pakan impor. Wajar jika jatah makannya harus dikurangi atau setidaknya diganti.

Tapi, kalau jadi serangga memang tidak usah mengimpor bahan pakan untuk memenuhi perutnya. Serangga tidak suka makan jagung dari Amerika atau membutuhkan vaksin produksi Cina. Serangga hanya butuh makan "alakadarnya".

Kalau musim belum cocok untuk berkembangbiak mereka cukup hibernasi _"tidur panjang" dan menunggu musim berganti. Hujan datang maka makanan berdatangan. Kemarau tiba ada cara untuk bertahan dalam waktu lama.

Kita, sebagai manusia tidak bisa seperti serangga. Menghindari dampak resesi akibat pandemi.

Pandemi ini seperti kartu domino yang berjejer. Jika 1 kartu terjatuh maka yang lain ikut terjatuh. Terjadi efek domino. Dan, manusia sulit untuk menghindari efeknya.

Makanan sulit didapat, pekerjaan menghilang tanpa persiapan. Produksi berhenti maka perusahaan pun kelimpungan mencari solusi permasalahan. Jangankan berharap pada pertumbuhan ekonomi, yang terjadi malah kemandegan.

Sayangnya, kita tidak bisa berubah menjadi serangga. Tidur panjang di lubang menunggu kesulitan berlalu. Meskipun manusia disuruh tiduran di rumah bukan berarti bisa bertahan hanya dengan "diam saja".

Manusia tidak punya cadangan protein di tubuh untuk persediaan menghadapi masa paceklik. Manusia hanya punya cadangan harta itu pun bagi kaum "berada". Kalau kaum papa, ya tinggal menunggu nasib baik menghampirinya.

***

Peran manusia di dunia jelas berbeda dengan serangga. Manusia tidak boleh melakukan tidur panjang menunggu musim berganti. Manusia harus terus bergerak dan bertumbuh.

Jika manusia diam saja dalam waktu sejenak maka kemunduran peradaban sangat mungkin terjadi. Berdiam diri di rumah tidak berarti tidak berbuat apa-apa. Dikekang keleluasaan bukan berarti harus menunggu rezeki turun dari langit. Tapi, perubahan cara hidup manusia yang harus diubah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline