Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Yusuf Ansori

Mari berkontribusi untuk negeri.

Slogan "Indonesia Maju" Harus Merasuk di Jiwa Rakyat

Diperbarui: 25 Oktober 2019   05:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Ansor


Apakah dalam lubuk hati orang Indonesia tergores keinginan untuk memajukan negaranya?
***

Terus terang, semenjak saya masih sekolah hingga sekarang belum pernah mendapatkan "doktrin" untuk memajukan negara dan bangsa. Saya pikir Anda pun begitu.

Mudah untuk membuktikan kalau kebanyakan orang Indonesia belum mendapatkan "doktrin" untuk memajukan bangsanya. Lihat saja sekeliling. Semrawut, berantakan dan serba tidak teratur.

Jangan dulu berbicara teknologi yang serba canggih, kemajuan suatu bangsa sangat terlihat secara kasat mata bagaimana mereka mengelola atau memelihara "pemberian Tuhan" yang sudah ada. Tanah, air dan udara kan sudah ada sejak zaman purba. Tetapi, sangat kelihatan kalau di negara maju semua itu begitu terjaga.

Menurut saya, kalau kemajuan itu ukurannya masih teknologi ya Indonesia pun sebenarnya sudah maju dari dulu. Negeri ini sudah mampu membuat pesawat terbang sejak lama. Tetapi, sayangnya, negeri ini belum mampu mengelola alam anugerah Tuhan.

Kalau ukuran kemajuan semata dari tingkat pendidikan dan pendapatan penduduknya, Ibu Kota Jakarta disesaki orang pintar dan kaya. Tetapi, sungai Ciliwung masih kotor dan bau !!

***

Kembali ke pertanyaan di atas, apakah  orang di negeri ini tidak mau negaranya maju?

Menurut saya pertanyaan itu penting karena keinginan individu suatu bangsa untuk membangun negaranya berawal dari keinginan individu-individu di dalamnya. Rasanya, hal mustahil suatu negeri maju dalam peradabannya jikalau cita-cita itu hanya datang dari segelintir kaum elit. Apalagi, sekedar nama kabinet.

Para pemimpin itu bukan pelaksana pembangunan tetapi pengarah arah pembangunan. Di lapangan, kitalah sebagai rakyat yang melaksanakan pembangunan itu.

Slogan Itu Harus Digaungkan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline