Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Yusuf Ansori

Mari berkontribusi untuk negeri.

Peran Ulama Itu Sebenarnya Apa?

Diperbarui: 7 Juli 2019   07:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: hidayatulloh.org

Saya mulai bingung ketika orang yang disebut 'ulama' menjadi sosok sangat menentukan arah politik. Peran sebagian dari mereka begitu merangsek ke dalam kerumunan para politisi.

Ulama yang sebelumnya dikenal sebagai 'penengah' dalam masalah ummat kok saat ini menjadi penentu arah politik seseorang. Seberapa perannya dalam pembangunan ummat tidaklah menjadi ukuran, tetapi bisa jadi seberapa populerkah dia di media sosial.

Sangat disayangkan, ketika Ulama di kampung banyak yang tidak memiliki tempat di hati ummat karena dia tidak eksis di sosial media. Jangankan eksis didunia maya, berfoto pun masih jarang.

Kerendahan hati para Ulama, membuat mereka terkadang tidak mau disebut-sebut terlebih dikultuskan secara individu. Bekerja dalam keheningan, jauh dari hiruk pikuk.

Ulama, Simbol Yang Terzalimi

Pemerintah dan Ulama memang sering berbeda pendirian dalam banyak hal. Sayangnya, kalau Ulama yang dekat dengan penguasa maka akan disebut penjilat. Dan, orang yang bermusuhan dengan Pemerintah akan disebut terzalimi.

Nah, simbol yang terzalimi ini menjadi manusia yang mewakili perasaan orang-orang yang sama-sama terzalimi. Ulama bahkan menjadi pembakar semangat untuk melawan kezaliman itu.

Bagaimana kalau ada Ulama yang merasa tidak terzalimi? Ulama itu bersikap kompromi pada Pemerintah demi kebaikan ummat?

Saya jadi ingat salah satu film berjudul Argo. Settingnya di masa revolusi Iran sekitar tahun 1970-an. Orang-orang secara tegas berdiri di belakang Ayatulloh Khomeini adalah kaum revolusioner. Dan, yang berdiri di belakang raja dan sekutunya maka dia akan dianggap musuh.

Film yang diperankan oleh Ben Affleck tersebut, menjadi gambaran bahwa saat itu Ulama benar-benar sebagai simbol perlawanan. Walaupun, menurut beberapa sumber meyatakan bahwa waktu itu Khomeini berada di pengasingan, tepatnya di sebuah desa di Perancis.

Ulama saat itu memang memiliki peran politik yang sangat tegas ketika melawan pemerintahan yang zalim. Wajar, ketika dia berkuasa maka pikirannya memberikan solusi terobosan bahkan revolusioner.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline