Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Yusuf Ansori

Mari berkontribusi untuk negeri.

"People Power", Memberi Solusi atau Sekedar So Aksi?

Diperbarui: 20 Mei 2019   16:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pasagikreatif.blogspot.co.id

Menjadi Aktifis yang Melawan Pemerintah atau Berkawan dengan Pemerintah

Aktifis politik, sejatinya berjuang untuk memperbaiki nasib bangsa. Perjuangan yang digembar-gembor di mimbar, seakan sekedar pepesan kosong apabila tidak mengarah pada solusi perbaikan nasib bangsa.

Berpolitik, pada dasarnya adalah keinginan untuk mengurus urusan rakyat. Keinginan itu bisa menjadi bias, apabila sekedar membuat keributan tak berujung.

Berpolitik, dilevel manapun, seharusnya berjuang membangun peradaban. Perbedaan pendapat yang dikemukakan seharusnya menawarkan perubahan ke masa depan yang lebih mapan.

Ketika 'keributan' politik hanya sebagai cara untuk 'melampiaskan' kekesalan maka persepsi orang akan politik menjadi tidak positif. Pengalaman menyesakan pernah dialami negeri ini ketika menumbangkan Orde Baru. Apakah orang-orang penggantinya bisa memberi solusi lebih baik?

Saya orang yang tidak suka politik yang ribut. Saya lebih suka otoriteanisme yang menghasilkan kemapanan.

Apabila anda menganggap saya pro pada kezaliman, silakan. Tapi, kejenuhan saya pada keributan politik yang tidak bisa membuat negeri sejahtera berujung pada kesimpulan bahwa "otoriter penting untuk kondisi tertentu".

Banyak ulasan yang menunjukan bahwa ototiter seorang pemimpin tidak terlalu dipermasalahkan apabila rakyatnya "kenyang". Ajakan untuk membela "kebenaran" menjadi samar karena tidak berujung pada kesejahteraan.

Saya bukan ahli politik, tetapi saya mendambakan NEGARA YANG AMAN. Selalu ada korelasi positif antara keamanan dengan kesejahteraan. Bukankah ekonomi akan membaik kalau negara aman?

Gerakan yang mengacu pada ketidakamanan, malah membuat saya bertanya-tanya:  niat mereka itu apa sih?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline