Pagi hari dengan curah hujan yang panjang membuat hati Nadyna suram. Nadyna berada di rumah sakit sejak kejadian tabrakan yang membuat Nadyna tidak bisa berjalan lagi. Jae merasa kesepian saat Nadyna tidak masuk sekolah dan harus dirawat di rumah sakit selama 1 minggu. Bagi Jae itu sangatlah lama. Hatinya penuh sunyi dan membuat Jae ingin menjenguknya saat sepulang sekolah.
Sejak saat itu, Jae terus menjenguk Nadyna dan membawakannya makanan agar Nadyna pulih. Orang tua Nadyna tak ada waktu untuk merawat Nadyna karena banyaknya pekerjaan mereka di luar kota. Nadyna tinggal sendirian. Bagi Jae, Nadyna adalah dunianya setelah saat orang tua Jae meninggal akibat kecelakaan pesawat 4 tahun lalu saat Jae masih berumur anak sekolah menengah.
"I'm Fever into you " gumam Jae pelan yang membuat Nadyna penasaran dengan yang dikatakannya saat Jae membereskan makanan milik Nadyna. "Apa yang kamu katakan, Jae?" tanya Nadyna penasaran. "Ah, tidak. Aku hanya ingin kau kembali bersekolah lagi. " kata Jae tidak ingin Nadyna tau. Dengan wajah polos, Nadyna hanya menguhkan nya.
Nadyna kembali berbaring di kasur putihnya dan masih memikirkan apa yang dikatakan Jae padanya. "Apa yang sedang kau pikirkan, Nadyna? " Tanya Jae. "Lalu apa lagi? Kau membuat ku memikirkan hal barusan. " jelas Nadyna. "Maafkan aku.. Akan ku beritahu kau saat kau sembuh. Apa itu sepakat? " kata Jae membuat kesepakatan. "Sepakat" jawab Nadyna tegas.
1 minggu kemudian Nadyna kembali pulih. Hari Jae kembali bercahaya berkat adanya Nadyna. "Jadi, apa yang kau katakan saat aku sakit itu ? " tanya Nadyna tidak sabar dengan jawaban dari Jae. "Lanjut part 2 ehehe.. "Jae bercanda pada Nadyna. " ih, Yang bener! Kamu bilang apa padaku saat itu! " kesal Nadyna bermain main.
"Itu adalah I'm Fever into you. " bisik Jae. "Maksudnya? " Jae lupa jika Nadyna minim bahasa Inggris. "Cari aja di Google ehehe.. Aku juga kurang yakin sama artinya.." Jae ragu dengan yang dikatakannya. "Ih ya, apa apa harus Google, lari ke Google aja terus." kata Nadyna kesal main main.
"Maaf, Nadyna.. "Jae merasa kata katanya tidak akan masuk ke hati Nadyna. Dan menganggap semua yang dilakukannya gagal. "Apasih, Jae. Mengapa kau minta maaf, kata katamu itu hanya main main, bukan?" kata Nadyna tidak ingin Jae sedih. "Iyah, Nadyna" kata Jae tenang. Bagi Jae, kebahagiaan Nadyna keharusan sebagai teman masa kecilnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H