Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Yusuf ST

ASN, Arsitek Freelance yang Hobi Menulis

Mencintai Nabi adalah Ibadah

Diperbarui: 8 Oktober 2022   22:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"i" Danau berbentuk Hati, Ilustrasi Rasa Cinta 


Hari ini, Sabtu, 8 Oktober 2022 bertepatan dengan 12 Rabiul Awal 1444 H.

Rabi'ul Awal adalah bulan ketiga dalam Penanggalan Islam atau Bulan Hijriah. Rabi'ul Awal berjumlah 30 hari. Bulan ini memiliki arti "Pulangnya Pemuda dari daerah perantauan ke kampung halamannya."
Bulan ini merupakan salah satu bulan yang spesial karena di bulan inilah Rasulullah Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam lahir.

Semua hal yang berkaitan dengan Rasulullah, maka hal tersebut menjadi istimewa. Bahkan keistimewaan Rasulullah bisa dipahami lewat Firman Allah pada QS. Al-Ahzab ayat 56 yang artinya :  "Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya."

Tidak hanya itu, bukti bahwa kita betul dalam Mencintai Allah adalah dibuktikan dengan Mengikuti Rasulullah.

"i" QS. 'Ali-Imran : 31 

Allah berfirman dalam QS. 'Ali-Imran : 31, Katakanlah: "Jika kamu (Benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dengan dua Ayat Al-Quran ini, maka kita jelas mengetahui bahwa Mencintai Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam adalah Ibadah.

Namun Ungkapan Cinta tidak boleh keluar dari aturan syari'at apalagi sampai berlebihan yang dikenal istilah Ghuluw ataupun melakukan perbuatan-perbuatan terlarang yang menjerumuskan ke Perbuatan kesyirikan atau menyekutukan Allah dengan Makhluk.

Soal Cinta, tentu keluarga dan para sahabat terdekat kitalah yang paling mencintai kita. Begitupula yang terjadi pada para sahabat Rasulullah, Radhiyallahu 'Anhum jami'an, mereka semua mencintai Rasulullah, bahkan melebihi kadar cinta mereka kepada keluarga mereka sendiri, bahkan mereka rela berkorban jiwa raga demi melindungi Rasulullah.

Perasaan Cinta yang begitu dalam-lah yang membuat Sahabat Nabi yang Mulia Umar bin Khattab Radhiyallahu 'Anhu yang terkenal garang seakan menolak Taqdir Allah ketika mendengar Rasulullah telah Wafat. Beliau seakan lupa bahwa Rasulullah juga hanyalah manusia yang berjiwa, yang suatu saat akan mati. Yang ditegaskan dalam Firman Allah QS. Al-Ankabut ayat 57, "Kullu nafsin zaa iqatulmauti,  tsumma ilainaa turja'un," yang artinya : "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline