Filsuf Perancis Jean-Franois Lyotard adalah salah satu tokoh yang paling sering disebutkan dalam pembahasan yakni postmodernisme.
Salah satu karyanya yang banyak dirujuk adalah The Postmodern Condition: A Report on Knowledge. Dalam bukunya Lyotard menjelaskan beberapa alasan munculnya postmodernisme. Menurut Lyotard, salah satu penyebabnya adalah perubahan yang terjadi di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni sejak tahun 1950-an.
Lyotard terkenal dengan deskripsinya tentang kondisi postmodern. Ia berargumen bahwa masyarakat kontemporer ditandai oleh keragaman, pluralitas, dan penolakan terhadap narasi besar atau "metanaratif" yang mencoba memberikan penjelasan universal. Menurutnya, perubahan dalam cara pengetahuan dihasilkan dan diakui mengarah pada kondisi postmodern ini.
Lyotard juga menunjukkan bahwa postmodernisme tidak mengenal cerita/narasi besar atau kecil. Menurut Lyotard, narasi besar yang mempengaruhi era modernis runtuh, dan teknologi berbasis komputer kemudian berkembang. Lyotard meyakini bahwa di era postmodernisme, kebenaran tidak lagi bersifat mutlak.
Salah satu tema utama The Postmodern Condition adalah bagaimana pengetahuan menjadi sesuatu yang dianggap sepenuhnya terukur, dapat dimekanisasi, dan dapat dihitung. Kajian ini juga berfokus pada bagaimana mode informasi yang dikemas ini mengantisipasi mode kesadaran sosial teknologi dan totaliter yang cenderung mencakup seluruh aspek kehidupan.
Lyotard mengakui bagaimana pandangan filosofis tertentu secara tidak langsung dapat membenarkan pengetahuan dengan konsisten dengan model informasi yang kompatibel dengan mesin. Pengamatan ini mirip dengan teori Barth yang menyatakan bahwa mitos modern membantu membenarkan dan mempertahankan sistem kapitalis.
Untuk melawan pandangan rasionalis mengenai masyarakat sebagai suatu sistem dan pengetahuan sebagai hal yang dapat dihitung, Lyotard terinspirasi oleh pengamatan Wittgenstein tentang bagaimana bahasa berfungsi dalam praktik sehari-hari. Ini berfokus pada permainan bahasa dan keragaman berbagai jenis bahasa yang menolak homogenisasi yang dipaksakan oleh pandangan pengetahuan sebagai kemampuan komputasi.
Lyotard juga memberikan kontribusi terhadap pemikiran estetika postmodern dengan menyoroti pemisahan antara keindahan dan kebenaran, serta menekankan nilai-nilai seperti pluralitas, performativitas, dan kekacauan dalam seni dan budaya postmodern.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H