Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Yasir Rizqullah

Mahasiswa/Universitas Lambung Mangkurat

Pendidikan Multikultural, Upaya Menanamkan Nilai Keberagaman Siswa Sekolah Dasar di Indonesia

Diperbarui: 21 Juni 2024   01:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan bangsa yang terkenal dengan keanekaragaman budaya, suku, agama, dan bahasa. Keberagaman ini merupakan suatu warisan budaya yang sangat berharga bagi sebuah bangsa dan sekaligus menjadi sebuah tantangan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Dewasa ini, pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter generasi muda yang menghargai perbedaan dan,mampu hidup harmonis dalam masyarakat yang beragam. Salah satu pendekatan pendidikan yang dapat menanamkan nilai keberagaman adalah pendidikan multikultural. Multikulturalisme atau pendidikan multikultural ini dinilai sebagai suatu pemecahan masalah yang tepat dalam menghadapi keberagaman yang ada di Indonesia karena, multikulturalisme ini memiliki konsep sebagai keberagaman budaya dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia yang multinasional atau beragam (Wales, 2022).

Pendidikan multikultural merupakan suatu proses pendidikan yang menghargai dan mengakodomasi  perbedaan budaya, serta berusaha menampilkan kesetaraan ditengah adanya keberagaman masyarakat. Melalui pendidikan multikultural, siswa akan dikenalkan pada berbagai kebudayaan yang beragam, yang ada di Indonesia, sehingga mereka dapat memahami dan menghargai keberagaman tersebut. Penanaman pendidikan multikultural yang dilakukan sedini mungkin pada anak-anak, tentunya mengharapkan adanya keseteraan dan saling menghormati keberagaman yang ada di sekolah termasuk untuk menanamkan nilai keberagaman pada siswa itu sendiri. Tujuannya tetap sama yaitu ; tidak membedakan manusia meskipun dengan latar belakang yang berbeda-beda, selain itu penananaman pendidikan multikultural di sekolah ini mampu memberikan nilai-nilai keberagaman yang mencakup perbedaan pada kondisi manusia yang saling berbeda-beda secara alamiah. Penerapannya memberikan pemahaman sehingga tertanam dalam diri siswa bahwa mereka dapat menerima perbedaan, kritik, serta memiliki rasa empati, toleransi, dan diberi pembekalan atau penanaman nilai keberagaman dalam proses pendidikan dasar yang pastinya memegang proses penting dalam pelaksanaanya (Afriliani , Magdalena, Fitri, & Rustini, 2024).

Sekolah dasar merupakan suatu fase pendidikan yang sangat penting dalam pembentukan karakter anak. Pada usia ini, anak-anak sedang dibentuk  dalam tahap perkembangan yang kognitif dan emosional yang membentuk secara signifikan, sehingga merupakan waktu yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai positif, termasuk toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan. Sekolah dasar dalam hal ini memegang peran penting, karena pada tahap ini anak dibentuk dalam sebuah karakter dan karakter tersebut mempunyai beberapa bagian penting; yaitu pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral. Pembentukan karakter pada setiap anak akan berpengaruh terhadap kebiasaan mereka dalam cara berpikir, kebiasaan dalam hati, dan kebiasaan dalam tindakan. Sekolah dasar sebagai suatu lembaga pendidikan formal merupakan wahana bagi pembentukan karakter anak yang tepat terutama dalam menghargai keberagaman serta mengetahui dan menanamkan nilai-nilai keberagaman pada diri masing-masing, sehingga melalui pembelajaran yang ada akan memberikan hasil sumber daya manusia yang berkualitas (Aulia & Susanti, 2020)

Dengan menggabungkan pendidikan multikultural ke dalam kurikulum sekolah dasar diharapkan siswa dapat mengembangkan sikap terbuka dan toleran terhadap berbagai perbedaan yang ada di masyarakat, sehingga akan terbentuk sikap saling menghargai dan saling toleransi terhadap sesama dan masyarakat akan tetapi, penerapan pendidikan multikultural di sekolah dasar mengalami banyak tantangan dan hambatan serta pengimplementasiannya belum sepenuhnya terlaksana. Mata pelajaran yang ada di sekolah berfokus pada kemampuan akademik yang tidak diimbangi dengan penanaman nilai-nilai keberagaman dalam pendidikan multikultural, sehingga pada akhirnya tidak ada dalam diri siswa untuk saling menghargai antar perbedaan etnis, agama, bahasa, gender, kelas sosial hingga kemampuan dan umur. Pelaksanaanya dianggap kurang memadai, dan belum menjadi suatu urgensi yang penting bagi sekolah untuk menanamkan pendidikan multikultural di dalam pelaksanaan pembelajaran. Jika dipahami secara mendalam, penanaman nilai-nilai keberagaman yang ada pada pendidikan multikultural ini menjadi suatu urgensi yang penting untuk ditindaklanjuti, karena dengan terlaksananya penerapan nilai-nilai keberagaman pada pendidikan multikultural,  maka akan membentuk siswa yang memiliki sikap saling toleransi dan menghormati satu sama lain baik itu di lingkungan mereka sendiri ataupun di lingkungan dewan guru. Pendidikan multikultural yang membawa nilai-nilai keberagaman ini nantinya akan membawa peran penting yaitu; meminimalisir dan mencegah konflik yang berkaitan dengan keberagaman ataupun kebudayaan, dan melalui pendidikan multikultural ini akan membentuk pemikiran dan karakter siswa yang lebih terbuka serta lebih menerima terhadap keberagaman dan perbedaan yang ada di lingkungannya. (Januarti, Zakso, & Supriadi, 2018)

Meskipun demikian, upaya untuk menerapkan pendidikan multikultural harus terus dilakukan. Dengan dukungan dari pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, pendidikan multikultural dapat menjadi salah satu solusi efektif untuk membangun masyarakat Indonesia yang lebih toleran, harmonis, dan menghargai keberagaman. Pendidikan multikultural mencoba menyatukan suatu bangsa untuk menekankan perspektif masyarakat untuk menghargai berbagai etnik, bangsa,  dan kelompok budaya yang berbeda, maka dari itu penting untuk pendidikan multikultural dalam menanamkan nilai keberagaman pada siswa sekolah dasar di Indonesia, serta upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai tantangan dalam penerapannya (Shabilla & Suryarini, 2023).

PEMBAHASAN

Prinsip Pendidikan Multikultural
Pendidikan multikultural berasal dari konsep 'Multikulturalisme', yang merujuk pada kebudayaan. Pemahaman mengenai kebudayaan di masyarakat sangat beragam. Menurut para ahli, definisi kebudayaan dalam konteks pendidikan multikultural adalah sebuah ideologi yang bertujuan untuk meningkatkan derajat manusia dan kemanusiaannya. Multikulturalisme mengakui dan mengutamakan perbedaan dalam kesetaraan, baik secara individual maupun kultural. Multikulturalisme melihat masyarakat sebagai kumpulan kebudayaan yang saling terkait, membentuk sebuah mosaik. Mosaik ini terdiri dari berbagai kebudayaan kecil yang bersama-sama membentuk kebudayaan masyarakat yang lebih besar (Ibrahim, 2013).
Pendidikan multikultural merupakan gabungan dari dua kata yaitu "Multi" dan "Kultul", multi berati banyak dan kultul artinya budaya. Jadi, multikultural adalah suatu budaya yang banyak dan beragam di dalam sebuah masyarakat. Pendidikan multikultural ini memiliki banyak pengertian dari para ahli. Terdapat berbagai pengertian pendidikan multikultural dalam (Muhammad, 2018). Berikut akan dipaparkan secara singkat pengertian pendidikan multikultural menurut para ahli :
1.Menurut Sosiolog UI Parsudi Suparlan (2002;17), pendidikan multikultural adalah pendidikan yang dapat menjadi penghubung dan penyatu yang mengakomodasi berbagai perbedaan, termasuk perbedaan kesukubangsaan dan suku bangsa dalam masyarakat yang multikultural.
2.James Banks (1993: 3) mendefinisikan pendidikan multikultural sebagai pendidikan untuk orang-orang dari berbagai latar belakang etnis. Pendidikan ini bertujuan untuk mengeksplorasi perbedaan sebagai suatu keniscayaan (anugerah Tuhan), sehingga masyarakat dapat menerima perbedaan dengan rasa toleransi.
3.Andersen dan Cusher (1994: 320) mengartikan pendidikan multikultural sebagai pendidikan yang membahas keragaman kebudayaan.
Pendidikan multikultural adalah respons terhadap keragaman populasi sekolah dan tuntutan akan kesetaraan hak bagi setiap kelompok atau komunitas. Pendidikan ini mencakup semua siswa tanpa membedakan kelompok mereka berdasarkan gender, etnis, ras, budaya, strata sosial, dan agama. Istilah pendidikan multikultural dapat diterapkan secara deskriptif maupun normatif, menggambarkan isu-isu dan masalah pendidikan yang terkait dengan masyarakat multikultural. Jadi, pendidikan multikultural adalah upaya sadar untuk mengembangkan kepribadian di dalam dan di luar sekolah, yang belajar tentang berbagai status sosial, ras, suku, dan agama, sehingga tercipta kepribadian yang cerdas dalam menghadapi masalah keberagaman budaya. (Muhammad, 2018).


Secara konseptual, pendidikan multikultural menurut Gorsky memiliki tujuan dan prinsip, yaitu sebagai berikut ;
1.siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk mengembangkan prestasi mereka.
2.Siswa belajar bagaimana belajar dan berpikir secara kritis.
3.Membuat siswa terdorong untuk mengambil peran aktif dalam pendidikan, dengan menghadirkan pengalaman-pengalaman dalam proses belajar.
4.Menyatukan semua gaya belajar siswa, dan;
5.Mengapresiasi keterlibatan antar kelompok yang setiap latar belakangnya memiliki perbedaan.
Prinsip-prinsip pendidikan multikultural yaitu antara lain sebagai berikut :
1.Pemilihan materi pelajaran harus secara terbuka secara budaya dan didasarkan pada siswa dan keterbukaan ini harus menyatukan opini-opini yang berlawanan dan berinterpretasi serta berbeda-beda.
2.Materi pelajaran mengandung perbedaaan dan persamaan dalam lintas kelompok.
3.Materi pelajaran yang dipilih sesuai dengan konteks waktu dan tempat.
4.Pengajaran yang dilaksanakan harus menggambarkan dan dibangun berdasarkan pengalaman serta pengetahuan siswa di sekolah, dan;
5.Pendidikan memuat model pembelajaran yang interaktif dan memperhatikan keberagaman sekolah dasar.

 
Hambatan Dalam Menerapkan Pendidikan Multikultural Di Sekolah Dasar.
Pendidikan multikultural ini dalam pelaksanaanya belum sepenuhnya terlaksana dan hal tersebut yang menjadi masalah atau hambatan dalam penerapan pendidikan multikultural di sekolah dasar. Berikut adalah hambatan atau tantangan yang harus dihadapi dalam penerapan pendidikan multikultural di sekolah dasar di dalam (Afriliani , Magdalena, Fitri, & Rustini, 2024) adalah sebagai berikut :
1. Kurikulum
Kurikulum yang berpusat pada kompetensi akademik tanpa adanya pengajaran-pengajaran nilai keberagaman di dalam penerapan pendidikan dasar di sekolah. Kurikulum ini perlu penyatuan antara kurikulum utama dengan nilai-nilai keberagaman dalam pendidikan multikultural.
2. Guru
Peran penting guru disini adalah untuk menerapkan pendidikan multikultural pada pendidikan dasar di sekolah, dan tantangan tersebut adalah guru masih belum sepenuhnya memahami konsep dari pendidikan multikultural itu sendiri sehingga kurang terampil dalam mengatur kelas yang beragam dan kesulitan dalam mengembangkan nilai-nilai keberagaman kedalam pembelajaran sehari-hari.
3. Kurangnya Perhatian Terhadap Pendidikan Multikultural
Secara tidak langsung, sekolah belum menyadari sepenuhnya pentingnya pendidikan multikultural sehingga hal ini menyebabkan hambatan dan tantangan pada kesadaran multikultural. Peran aktif dan partisipasi lembaga formal ini perlu karena penting untuk mengembangkan nilai-nilai keberagaman pada pendidikan multikultural.
4.Terbatasnya Sumber Daya
Kurangnya buku teks, modul, fasilitas, dan sarana serta prasarana yang mendukung berlangsungnya pembelajaran yang berbasis nilai-nilai keberagaman pada pendidikan multikultural. Pemerintah dan lembaga formal juga harus turut andil dalam bekerjasama dengan sekolah menanamkan nilai-nilai keberagaman terutama bagi siswa sekolah dasar karena pada tahap ini mereka membentuk karakter secara kognitif maupun emosional.

Upaya Mengatasi Hambatan Penerapan Pendidikan Multikultural Di Sekolah Dasar
Hambatan-hambatan yang ada pada penerapan pendidikan multikultural menjadi masalah bagi siswa maupun sekolah terutama dalam pengimplementasian dari adanya nilai-nilai keberagaman pendidikan multikultural di sekolah. Beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh sekolah untuk dapat menghadapi hambatan penerapan pendidikan multikultural yang ada di sekolah dasar di dalam (Afriliani , Magdalena, Fitri, & Rustini, 2024) adalah sebagai berikut :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline