Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Wildan

Mahasiswa S1, dengan jurusan Aqidah dan Filsafat Islam di STAI SADRA

Socrates dan Kebijaksanaan

Diperbarui: 19 September 2024   07:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Socrates adalah filsuf besar dari Athena, Socrates adalah sosok yang hidup dalam kesederhanaan, namun meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah pemikiran manusia. Socrates tidak pernah menuliskan buku atau mendirikan sekolah, namun dia menjadikan jalanan kota sebagai ruang diskusinya. Dengan metode bertanya yang tajam dan dialog yang mengundang perenungan, Socrates menggali kebenaran yang tersembunyi, dibalik kepercayaan yang dangkal.

Bagi Socrates, kebijaksanaan dimulai dengan pengakuan terhadap ketidaktahuan, "aku tahu bahwa aku tidak tahu" katanya, perkataan itu mengundang orang lain untuk meragukan apa yang menjadi kepercayaan mereka. Socrates menyakini bahwa hidup yang tidak direfleksikan adalah hidup yang tidak layak untuk dijalani, melalui dialog Socrates memprovokasi pemikiran kritis, terutama kaum sofis, para pemimpin dan kaum elit, untuk mempertanyakan moralitas dan keadilan.

Namun kebebasan berpikirnya membawa konsekwensi, Socrates dituduh merusak pemikiran anak muda dan tidak percaya terhadap dewa dewa Athena, dengan keberanian luar biasa Socrates menerima hukuman mati, menolak melarikan diri atau mengingkari keyakinannya. Dengan racun dalam cawan Socrates mengakhiri hidupnya, namun gagasannya tetap hidup menginspirasi generasi muda, untuk terus bertanya dan mencari kebenaran. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline