Lihat ke Halaman Asli

muhammad wafi

Mahasiswa

Tradisi Syawalan dalam Perpekstif Hadist

Diperbarui: 31 Mei 2022   16:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan negara yang kaya akan bebagai tradisi dan budaya. Salah satu budaya yang menarik adalah Syawalan, yang senantiasa rutin dilaksanakan masyarakat Indonesia ketika hari raya Idul Fitri tiba. Akan tetapi masih banyak yang bertanya bagaimana hukum unutuk melaksanakan Syawalan ini, Lantas bagaimana wujud dari tradisi Syawalan itu, dan bagaimana Islam memandangnya dari kacamata hadis? Berikut ulasannya

Makna Terkandung Syawalan

Syawalan, dalam pengertian masyarakat Indonesia ialah, berkumpulnya beberapa orang pada bulan Syawal yang telah terencana sedemikian rupa untuk saling bersilaturahmi dan bermaaf maafan serta merajut kembali persaudaraan guna membentuk sebuah langkah baru yang lebih baik.

Tradisi Syawalan ini telah mendarah daging di masyarakat Indonesia, dan sekaligus menjadi corak tersendiri yang mewarnai hari raya Idul Fitri. Tradisi ini merupakan tradisi yang menyatukan seluruh elemen masyarakat, baik dari golongan terbawah hingga kalangan elit istana.

Syawalan ini sering disebut sebagai tradisi halal bihalal yakni dengan adanya saling memafkan diharapkan dapat menghalalkan segala kesalahan yang telah diperbuat, agar menjadi pribadi yang bersih dan suci kembali layaknya seorang bayi yang baru lahir.

Pandangan Islam Terhadap Syawalan

Agama Islam merupakan agama yang mengajarkan berbagai macam kebaikan, khususnya menganjurkan kepada seluruh penganutnya untuk saling memaafkan. Dengan saling memaafkan, segala macam kebaikan dan timbal balik langsung dari Allah SWT akan kita peroleh. Begitu pula apabila kita melanggengkan silaturahmi, yang mana dapat melancarkan rezeki kita, memperpanjang umur kita, dan lain sebagainya.

Nah, menjadi pribadi yang pemaaf sangat dicintai oleh Allah SWT, karena Allah SWT adalah Dzat  Yang Maha Pemaaf. Dengan itu, sebagai wujud keimanan kita kepada Allah SWT adalah dengan mengaplikasikan sifat Asma Allah yang Maha Pemaaf dalam kehidupan kita.

Adapun perintah untuk melanggengkan silaturahmi dan menjadi pribadi pemaaf dalam perspektif hadist adalah sebagai berikut,

Hadist Perintah Silaturahmi

حديثٌ أَبِي أَيُّوب خَالد بن زَيد الأنصَارِي أنَّ رجُلاً قَال: يَا رسُولَ اللهِ، أَخبَرَنِي بعَمَلٍ يَدخُلنِي الجَنَّة، ويُبَاعِدُنِي مِن النَّارِ. فَقَال النبي ﷺ تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ وَتَصِلُ الرَّحِمَ .متفق عليه.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline