Ibu Aminah merupakan salah satu warga yang berada di wilayah Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Beliau bertempat tinggal di Kelurahan Tanjung Hilir, Kecamatan Pontianak Timur, Desa Dalam Bugis, saat ini Ibu Aminah berusia 43 tahun. Ibu Aminah tinggal bersama seorang suami dan 2 orang anak yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Suaminya yang bernama Darmaji merupakan kepala keluarga, namun pekerjaan yang dimiliki Pak Darmaji tidak tetap, terkadang beliau bekerja di tempat pupuk sebagai buruh bongkar muat pupuk dan terkadang bekerja sebagai buruh pelabuhan. Beliau menjadi buruh pelabuhan pun tidak setiap hari, saat ada panggilan barulah beliau bekerja di sana.
Status rumah yang sekarang Ibu Aminah tempati adalah rumah milik pribadi yang memiliki panjang 18 m dan lebar 4 m terdiri dari 4 ruangan (1 ruang tamu, 2 kamar tidur dan 1 ruang dapur untuk beliau memasak). Pada bagian dinding di ruang tamu menggunakan tembok, namun untuk dinding di ruang dapur masih menggunakan kayu. Untuk melindungi mereka dari panas dan hujan, Ibu Aminah menggunakan seng sebagai atap dan untuk lantai rumah, beliau menggunakan papan.
Dua anak Ibu Aminah, anak yang pertama perempuan berusia 18 tahun, bersekolah di MAN 4 Tanjung Raya 2 dan anak yang kedua laki-laki berusia 16 tahun yang sedang bersekolah di SMAN 6 Pontianak adalah tanggungan dari keluarga Ibu Aminah. Pendapatan keluarga yang hanya bersumber dari Pak Darmaji sebesar Rp. 2.500.000 per bulan sering kali harus diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama untuk makanan dan pendidikan anak-anaknya.
Untuk memasak sehari-hari, Ibu Aminah menggunakan kompor gas dengan gas 3 kg yang diisi ulang setiap 1 bulan sekali dan beliau makan sehari tiga kali, sedangkan penerangan rumah, beliau menggunakan lampu listrik dengan daya listrik rumah sebesar 450 watt. Sumber air minum mereka berasal dari air hujan yang direbus, namun ketika musim kemarau tiba, beliau menggunakan air galon sebagai alternatif sumber air minumnya. sementara air mandi dan cuci diambil dari air parit yang berada di depan rumahnya dan juga mereka memiliki WC yang tergolong kecil dan memiliki septic tank. WC beliau berukuran sekitar 2m x 1,5m yang digunakan untuk mandi, mencuci pakaian, buang air besar dan buang air kecil. Suasana lingkungan di sekitar rumah Ibu Aminah terbilang padat dan sedikit kumuh. Karena jarak antar rumah ke rumah kurang lebih satu meter. Akses menuju ke rumah beliau harus melewati gang yang kecil, bahkan hanya satu motor yang muat untuk masuk ke dalam gang tersebut, tepat di depan rumah Ibu Aminah terdapat pemakaman umum yang hanya dibatasi oleh air parit.
Dalam menjaga kesehatan keluarganya, Ibu Aminah selalu mengandalkan puskesmas terdekat dan BPJS Kesehatan untuk berobat. Aset yang dimiliki keluarga Ibu Aminah hanya satu unit motor yang digunakan untuk mengantar 2 anak mereka ke sekolah dan pajak motor tersebut sudah mati 2 tahun yang lalu. Selain motor, keluarga Ibu Aminah juga memiliki beberapa perangkat elektronik seperti 1 unit TV, 1 unit kulkas, 1 unit DVD, 1 unit rice cooker, dan memiliki 3 unit handphone yang digunakan untuk berkomunikasi.
Keluarga Ibu Aminah menerima bantuan sosial dari Program Keluarga Harapan (PKH) yang berupa uang sebesar Rp. 400.000,00 per bulan pada bulan Januari 2024. Sebelumnya, Ibu Aminah juga pernah menerima bantuan sosial serupa pada tahun 2023 dengan nominal yang sama dan ditambah dengan beras 10 kg, tetapi beras itu jarang diberikan dan lebih sering diberikan hanya uang saja. Ibu Aminah juga menambahkan bahwa beliau selalu mendapatkan bantuan dari pemerintah dan tidak dipersulit dalam mengambil bantuan tersebut. Program bantuan sosial dari pemerintah sudah Ibu Aminah terima dari anak pertamanya masih duduk di bangku sekolah dasar dan pengambilannya pun masih melalui kantor pos. Uang yang diberikan oleh pemerintah pada saat itu masih terbilang kecil sebesar Rp. 300.000,00, tetapi bantuan tersebut didapat setiap 2 bulan sekali atau 3 bulan sekali.
Bantuan uang yang di dapat dari PKH digunakan Ibu Aminah untuk memenuhi kebutuhan anak seperti membeli buku, membeli peralatan sekolah dan sisa dari uang tersebut digunakan untuk membeli beras, gas, lauk pauk dan minyak goreng. Ibu Aminah menyampaikan bahwa dengan adanya bantuan ini dapat mengurangi beban mereka dalam memenuhi kebutuhan.
Wawancara mendalam dan observasi dilaksanakan pada Februari-Maret 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H