Cuti bersama adalah momen paling ditunggu oleh para pekerja disektor formal. Momen itu merupakan kesempatan ngumpul bersama keluarga. Senang sih, hari libur seperti itu biasanya dihabiskan dengan aktivitas berpetualang (adventure). Hitung-hitung sebagai cicilan untuk memenuhi kuota wisata akhir tahun.
Bagi kami, acaranya tidak muluk-muluk. Paling-paling menjelajah keindahan alam. Mencari tempat wisata tersembunyi, terutama yang terdapat di sekitar Provinsi Aceh.
Hari itu, 14 April 2018, kami sekeluarga merasa "bete" karena harus menghabiskan waktu liburan di rumah. Pasalnya, hampir semua tempat wisata Indonesia yang terdapat di Provinsi Aceh sudah pernah kami jelajahi, kecuali Pulau Banyak dan Simeulue. Itupun karena harus menyeberangi Samudera Indonesia.
Kami akhirnya kehabisan ide, tidak tahu lagi tempat wisata mana yang menarik untuk dijelajahi. Ketika ditanya kepada anak-anak dan isteri, mereka lebih memilih nonton sinetron di televisi.
"Ngarung jeram yah!" bisik si bungsu.
"Ah, itu hanya kita berdua. Coba ajak kakak dan umi, mau nggak mereka ikut," tantang saya.
Memang, saya sudah sering menawarkan mereka ngarung jeram (rafting), semuanya menolak. Alasannya, khawatir berhanyut-hanyut di air deras, takut nyemplung dan hilang dibawa arus. Dimaklumi sih, kemampuan renang mereka belum masuk kategori mahir, masih pas-pasan lah.
Ide untuk ngarung jeram hari itu datangnya bukan dari saya, tetapi dari si bungsu. Makanya si bungsu yang masih duduk di kelas dua SMP berusaha keras merayu dan meyakinkan kakak dan ibunya. Berbagai jurus ditempuhya, toh kakak dan ibunya bergeming, kukuh tidak ingin ikut.
"Duaaaarrr....," terdengar bunyi pintu dibanting oleh si bungsu. Lalu pintu dikunci dari dalam. Hening, hanya suara isak tangis yang terdengar. Kayaknya, itu jurus terakhir yang sedang dimainkan si bungsu untuk memaksa kakak dan ibunya ikut ngarung jeram.
"Udah, udah.... Umi dan kakak akan ikut arung jeram, buka pintunya!" bujuk si ibu.
Trik si bungsu berhasil. Tidak lama kemudian, si bungsu keluar dengan mata berkaca-kaca. Air mata masih menetes dipipinya, namun sekilas terpancar rasa senang diwajahnya. Membuktikan bahwa ngarung jeram bersama keluarga akan menjadi kenyataan pada hari itu.