Lihat ke Halaman Asli

Syukri Muhammad Syukri

TERVERIFIKASI

Menulis untuk berbagi

Tengku Budiman Tak Risih Gendong Bayi

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1370234804960989495

[caption id="attachment_257765" align="aligncenter" width="640" caption="Tengku Budiman dan cucu dalam gendongannya, tidak risih karena beliau sangat pengertian kepada isterinya."][/caption]

Budaya atau tradisi yang ditemukan dalam tatanan sosial di nusantara, sering memposisikan hegemoni laki-laki. Seolah-olah, laki-laki (suami) adalah penguasa tunggal dalam sebuah keluarga, semua harus melayani sang kepala keluarga. Ironisnya, ketika si isteri disibukkan menyiapkan makan untuk si kepala keluarga, dia juga harus menggendong bayi di punggungnya.

Bukan demikian halnya dengan Tengku Budiman, dia tergolong orang yang tidak fanatik dengan tradisi hegemoni laki-laki. Walaupun sebagai seorang tengku (sebutan kiyai di Aceh) plus tokoh masyarakat, dia tidak risih menggendong bayi. Hebatnya lagi, Tengku Budiman dengan penuh percaya diri meninabobokkan bayi itu dalam gendongannya sambil jalan-jalan keliling desa.

Padahal, tradisi hegemoni laki-laki masih sangat kental dipegang warga yang tinggal disekitar permukiman kompasianer. Hampir tidak ditemukan seorang laki-laki menggendong bayi di luar rumah, apalagi sampai menelusuri jalanan di permukiman itu. Bahkan, ketika seorang bayi menangis, biasanya langsung diserahkan kepada ibunya.

Ketika ditemui kompasianer, Sabtu (1/6/2013) lalu, Tengku Budiman mengaku bahwa bayi dalam gendongan itu adalah cucunya. Orang tua dari bayi itu sedang pergi kerja sehingga bayi itu dititipkan kepada neneknya (isteri Tengku Budiman). Saat bersamaan, isteri Tengku Budiman sedang menyelesaikan urusan rumah tangga, sehingga si bayi dininabobokkan oleh sang kakek dalam gendongnya.

Alat yang digunakan Tengku Budiman untuk menggendong si bayi hanya seulas kain panjang batik diikatkan ke bahunya. Menurut Tengku Budiman, dia sering menggendong bayi, dulu anaknya sekarang cucunya. Oleh karena itu, dia sudah ahli melilitkan kain panjang batik ke bahunya sehingga kelihatan rapi dan kokoh.

Ketika kompasianer tanyakan, apakah dia tidak merasa risih mengengkun (bahasa gayo artinya meninabobokkan bayi dengan menggendong). Menurut Tengku Budiman, dia sudah terbiasa melakukan tugas itu, terutama ketika isterinya sedang menyiapkan urusan rumah tangga. Disamping itu, lanjut Tengku Budiman, bayi itu tidak rewel lagi ketika sudah berada dalam gendongannya.

Beberapa tetangga kompasianer yang ditanyai tentang pembagian tugas rumah tangga yang dilakukan Tengku Budiman, mengaku sangat salu dan memberi dua jempol untuk lelaki paruh baya itu. Pasalnya, jarang ditemukan seorang laki-laki yang tidak risih menggendong bayi di luar rumahnya. “Tengku Budiman itu memang sangat pengertian kepada isterinya, beliau memang tetangga yang budiman,” ungkap Fikar Aman Dio, tetangga dekat Tengku Budiman.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline