Lihat ke Halaman Asli

Syukri Muhammad Syukri

TERVERIFIKASI

Menulis untuk berbagi

Gempa Berulang-ulang, Semua Panik!

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1334145130758538019

[caption id="attachment_181306" align="aligncenter" width="320" caption="ilustrasi/admin(tribunnews.com)"][/caption] Sore tadi, ketika sedang menikmati secangkir kopi di Kantin Batas Kota Paya Tumpi Takengon, tiba-tiba bangunan kantin itu berderak akibat ayunan gempa. Saya berpikir hanya sekian detik, ternyata makin lama makin kuat goyangannya. Kopi yang baru sekali hirup, terpaksa ditinggalkan di meja. Semua pelanggan kantin berlarian keluar. Mereka ada yang berlari ke arah jalan, ada juga ke lapangan terbuka. Wajah mereka terlihat cemas dan ketakutan. Jalanan terlihat sepi, semua pengendara mobil dan motor berhenti. Mulut mereka komat kamit sambil mengucapkan kalimah-kalimah tauhid. Saya mencoba menelepon keluarga di rumah, namun koneksi gagal. Kemudian mencoba lagi menelepon anak-anak yang kuliah di Banda Aceh, juga koneksi terganggu. Khawatir dan cemas, itulah perasaan yang menggayuti diri saya. Di tengah suasana gempa yang masih terjadi, saya meluncur dengan cepat kembali ke rumah. Dari stasion televisi Metro TV, saya mengetahui bahwa gempa yang terjadi sekitar pukul 15.38 WIB itu berlangsung cukup lama, sekitar 5 menit. Kekuatan gempa juga cukup besar, yaitu 8,5 SR ditambah peringatan tsunami. Tentu hal ini sangat mengkhawatirkan. Dampak ayunan gempa yang cukup besar itu, tidak menyebabkan terjadinya kerusakan bangunan di Kota Takengon. Namun, saya belum mengetahui tentang kondisi di daerah lain, apakah ada kerusakan atau tidak. Beberapa teman yang saya hubungi, diantaranya Pak Mufti di Tapak Tuan Aceh Selatan mengatakan bahwa belum ada laporan kerusakan di daerahnya. Ketika sedang asyik mengikuti perkembangan dampak gempa di televisi, sekitar pukul 17.53 WIB, terjadi lagi gempa kuat sehingga semua orang berlarian keluar rumah. Cuaca cukup dingin disertai hujan, namun orang-orang berdiri di tengah hujan sambil membaca kalimah tauhid. Semua panik karena gempa berulang-ulang sampai 10 kali. [caption id="attachment_173974" align="aligncenter" width="600" caption="Warga kota Takengon terlihat sangat panik ketika terjadi gempa keras 8,5 SR hari ini, Rabu 11/10 sekitar pukul 15.38 WIB. (Foto: LG/Khalisuddin)"]

13341453191197491593

[/caption] Ternyata, gempa keras yang kedua ini memiliki kekuatan 8,1 SR. Pintu pagar yang terbuat dari besi pun bergoyang keras sampai membentur tembok. Pintu terbuka dengan sendirinya, tiang listrik bergoyang, termasuk derak bangunan membuat saya dan keluarga makin menjauh dari tiang listrik dan bangunan. Ketika saya hubungi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Aceh Tengah, Syahrial Afri SH, sampai sore tadi belum diperoleh informasi tentang kerusakan atau korban jiwa akibat gempa yang terjadi hari ini. "Mudah-mudahan semua selamat," katanya. Peringatan tsunami yang seharusnya akan berakhir pukul 17.00 WIB, ternyata diperpanjang kembali sampai pukul 19.43 WIB. Saya kembali menelepon anak-anak yang sudah mengungsi ke Bandara SIM Blang Bintang sekitar 30 Km dari Banda Aceh. Saya meminta mereka untuk tetap disana sampai peringatan tsunami dicabut. Kondisi ini, mengingatkan saya terhadap gempa dan tsunami tanggal 26 Desember 2004 lalu yang menelan ratusan ribu korban jiwa. Moga, semua warga Aceh tidak panik, dan selalu dalam lindungan-Nya. Aminn

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline