Lihat ke Halaman Asli

Syukri Muhammad Syukri

TERVERIFIKASI

Menulis untuk berbagi

Mahasiswa Taiwan Belajar Masak Di Rumah Petani

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_146241" align="alignright" width="300" caption="Mahasiswa National Tsing Hua University Taiwan sedang belajar membuat kue di rumah petani tempat mereka menginap.  (Foto: Zulfikar Ahmad)"][/caption] Menghabiskan liburan akhir tahun di Bali, Lombok atau obyek wisata lainnya di Indonesia, mungkin sudah biasa dan sering. Sekarang, bagaimana mengisi liburan akhir tahun dengan aktivitas yang tidak biasa, misalnya tinggal bersama petani kopi sekaligus belajar memetik kopi, masak dan membuat kue. Liburan model ini sudah pernah dilakukan oleh 27 orang mahasiswa Taiwan asal National Tsing Hua University yang mengambil lokasi liburan di Takengon Aceh Tengah, 23 Juli 2010 lalu.

Disamping berlibur, mereka juga melakukan karya bhakti dengan mengajarkan para petani dan masyarakat tentang penggunaan komputer. Kemudian, guru-guru diajarkan menyusun materi ajar dengan menggunakan komputer, serta ikut memetik kopi bersama petani di Kecamatan Atu Lintang. Mereka merencanakan untuk liburan berikutnya, akan datang dengan jumlah yang lebih banyak. Agenda kunjungannya adalah belajar memangkas kopi dan menginap di rumah-rumah petani.

Potensi fasilitas dan tempat untuk model liburan seperti itu cukup banyak tersedia di Kabupaten Aceh Tengah. Fasilitas itu berupa rumah-rumah petani yang terletak di ladang kopi. Rumah mereka memang cukup sederhana, tetapi nuansa agriculture sangat menonjol. Umumnya, disekitar rumah mereka tersedia sejumlah tanaman buah dan sayur bebas pestisida yang siap untuk dikonsumsi dalam keadaan segar.

Hal yang paling unik, dalam rumah para petani itu tersedia perapian (dapur) diatas balai-balai yang digunakan untuk memanaskan ruangan. Fungsi lain dari dapur itu digunakan untuk memanaskan kopi dan memanggang jagung atau singkong. Menu singkong atau jagung bakar menjadi cemilan menjelang tidur. Anggota keluarga atau tamu yang datang biasanya tidur mengelilingi dapur yang baranya terus menyala sampai pagi. Ruangan menjadi hangat ditengah dinginnya suhu udara Dataran Tinggi Gayo Aceh Tengah yang rata-rata antara 17º-22ºC.

Potensi keindahan alam lain yang layak dikunjungi di Kabupaten Aceh Tengah diantaranya menikmati sejuknya air Danau Laut Tawar dengan speed boat sambil menyantap ikan nila panggang. Di sisi Selatan Danau Laut Tawar juga terdapat air terjun Mengaya. Disana disediakan tempat berendam di air dingin yang berasal dari air terjun tersebut.

Bila ingin berendam dalam air panas, juga tersedia pemandian air panas di Simpang Balik yang berjarak sekitar 12 Km dari Kota Takengon (ibukota Kabupaten Aceh Tengah). Mereka yang berendam di air panas itu, lebih maknyus lagi jika menikmati sepotong jagung bakar yang banyak dijual di sekitar lokasi pemandian. Lengkap sudah menikmati wisata alam jika berkunjung ke Aceh Tengah, termasuk berkesempatan menikmati secangkir espresso di tengah ladang kopi.

[caption id="attachment_146254" align="alignleft" width="300" caption="Seorang petani sedang membersihkan pohon kopinya dari ranting dan tajuk yang dapat mengganggu pertumbuhan buah."][/caption] Bagi mereka yang tidak ingin menginap di rumah petani, di Takengon tersedia sebuah hotel berbintang dua yang terletak tepat di pinggir Danau Laut Tawar. Selain hotel itu, tersedia cukup banyak hotel kelas melati, wisma, guest house dan home stay yang berlokasi di tengah-tengah Kota Takengon.

Bahkan komunitas sepeda CABC di daerah itu menyediakan sepeda rental, sepeda motor bahkan mobil rental. Komunitas ini juga menyediakan guide untuk wisatawan yang ingin menjelajah alam bebas. Bagi mereka yang ingin menikmati liburan akhir tahun model itu, dapat mengontak seorang kompasianer yang bernama Win Ruhdi Batin. Dia seorang petani dan mantan jurnalis Kantor Berita Antara yang kini menjadi seorang barista di Cafe “Batas Kota” Paya Tumpi Takengon.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline