Lihat ke Halaman Asli

Syukri Muhammad Syukri

TERVERIFIKASI

Menulis untuk berbagi

Masalah Selesai dengan PIXMA iP2770

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1399126353135436674

[caption id="attachment_322466" align="aligncenter" width="480" caption="Si bungsu menggunakan PIXMA iP2770 untuk menyelesaikan sejumlah masalah."][/caption]

Oleh: Syukri Muhammad Syukri | Pesatnya pemanfaatan teknologi informasi (IT) di dunia pendidikan, mengharuskan semua pekerjaan rumah (PR) siswa harus diserahkan dalam bentuk hasil print-out. Kewajiban mencetak PR dengan printer bukan hanya bagi siswa SMP dan SMA. Siswa kelas IV SD juga diwajibkan mencetak PR-nya dengan printer.

Disatu sisi, kewajiban mencetak PR dengan mesin printer akan memberatkan siswa. Mereka harus membayar rental komputer Rp.1000 untuk selembar hasil print-out. Disisi yang lain, mewajibkan siswa memprint-out PR-nya akan membiasakan mereka bekerja dengan teknologi.

Pada saat ini, harga satu unit komputer (notebook mini) bisa lebih murah dari harga satu unit handphone. Begitu juga harga printernya. Dengan mengeluarkan uang sebesar Rp.500 ribu, anda sudah memiliki satu unit printer bandel. Hal ini menunjukkan bahwa peralatan IT sudah dapat dijangkau oleh hampir semua lapisan masyarakat.

Sebelumnya saya tidak pernah tahu jika satu unit printer itu seharga Rp.500 ribu. Berawal dari “rengekan” putra saya yang masih duduk di kelas IV SD. Setiap pulang sekolah, dia selalu meminta saya memprint-out PR-nya. Saya benar-benar dibuat repot karena setiap sore harus mengantarnya ke rental komputer demi selembar print-out PR.

Diantara kecamuk perasaan jengkel dan kesal, sore itu saya sempatkan mampir ke computer shop untuk mencari satu unit printer. Si salesman menunjukkan berbagai merek printer terkenal yang bisa digunakan sebagai fax, scan, foto copy dan seterusnya. Harga printer pintar itu selangit. Saya katakan kepada si salesman, “saya butuh printer murah dan bandel!”

Kemudian, si salesman meletakkan sebuah kotak putih ukuran 45 cm x 30 cm di mejanya. Di kotak itu terbaca tulisan PIXMA iP2770. Melihat tampilan kotaknya yang cukup lux ditambah merek Canon yang cukup terkenal, saya berpikir bahwa printer itu harganya jutaan rupiah.

“Ini printer termurah dan terbandel, bapak cukup bayar Rp.500 ribu sudah bisa mencetak sepuas-puasnya,” kata Alun, salesman itu.

Tanpa pikir panjang, langsung bayar dan angkat barang. Sah. Sejak saat itu, saya sudah resmi memiliki sebuah printer PIXMA iP2770 berwarna hitam. Kehadiran printer itu di rumah saya, ternyata memberikan banyak kemudahan.

Selain tidak pernah lagi mencetak dokumen di rental komputer, ternyata anak saya sudah bisa mengoperasionalkan langsung printer tersebut. Setiap mendapat PR dari gurunya, dia memprint-out sendiri PR tersebut. Saya tidak pernah lagi mendapat “rengekan” dari si bungsu untuk mencetak (print-out) sejumlah PR-nya.

Pernah saya lihat si bungsu sedang memprint-out dokumen rencana persiapan pembelajaran (RPP) milik ibunya. Diwaktu yang lain, saya juga pernah melihat si ibu sedang mencetak soal-soal ujian SMP dan daftar perolehan nilai ditempatnya mengajar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline