[caption id="attachment_324092" align="aligncenter" width="576" caption="Wadubes RI untuk Belgia, Ignacio Kristanyo Hardojo memetik kopi di kebun petani, Desa Atang Jungket, Aceh Tengah."]
[/caption]
Kopi Gayo, salah satu kopi arabika asal Indonesia yang paling diminati konsumen kopi dunia. Aroma dan cita rasanya yang unik, menyebabkan banyak orang mengimpikan untuk mencicipi kopi yang berasal dari Dataran Tinggi Gayo ini.
Sayangnya, belum semua coffee holic dalam negeri bisa menikmati keunikan aroma dan cita rasa kopi Gayo. Hal ini disebabkan, antara lain karena sulitnya memperoleh kopi Gayo di pasaran, termasuk harganya yang tergolong mahal. Lihat saja di sejumlah cafe internasional, harga secangkir espresso kopi Gayo mencapai Rp. 35 ribu.
Untuk memenuhi rasa penasaran para coffee holic terhadap aroma dan cita rasa kopi Gayo, Pemkab Aceh Tengah membuka pojok minum kopi gratis pada acara Aceh Investment Promotion, 20 Mei 2014, di Hotel Hermes Banda Aceh.
[caption id="attachment_324095" align="aligncenter" width="560" caption="Wadubes Ignacio sedang mencoba test cup kopi Gayo di KBQ Baburrayan, Aceh Tengah."]
[/caption]
Di pojok minum kopi gratis ini, coffee holic dapat mencicipi espresso kopi Gayo. Ada yang disangrai ala Italian Roasted, American Roasted, maupun Medium Roasted. Pojok ini juga menyediakan kopi dari varietas Gayo-2 dan peaberry (kopi lanang). Bukan hanya itu, pojok kopi ini juga menjajakan bubuk kopi (coffee powder) siap seduh yang diproduksi oleh para pengusaha kopi asal Aceh Tengah.
Pada hari itu, coffee holic benar-benar ingin dimanjakan oleh Bupati Aceh Tengah, Ir H. Nasaruddin MM. Rasa penasaran coffee holic terhadap kopi Gayo akan “diobati” dengan secangkir espresso melalui sajian aneka variasi roasting dari jenis kopi yang beragam.
Oleh karena itu, para coffee holic dipersilahkan untuk "nimbrung" ke ruang pertemuan Hotel Hermes pada tanggal 20 Mei 2014. Disana, coffee holic dapat menikmati kopi Gayo sepuas-puasnya, sejak acara Aceh Investment Promotion dibuka pukul 08.30 WIB sampai acara ditutup pukul 16.00 WIB.
Menyangkut dengan keunikan aroma dan cita rasa kopi Gayo, Rizwan, seorang eksportir kopi dan Ketua KBQ Baburrayan, minggu lalu di Pegasing Aceh Tengah mengaitkan dengan tingginya permintaan buyer luar negeri terhadap kopi Gayo. Menurutnya, buyer dan para pengelola cafe internasional menjadikan kopi Gayo sebagai pemancing aroma.
“Harga kopi Gayo itu mahal sehingga kopi Gayo diblending dengan kopi yang lain. Mereka jadikan kopi Gayo semacam penyedap rasa,” ungkap Rizwan.
Meskipun harga kopi Gayo (green bean) ditingkat petani hari ini relatif mahal, Rp.60 ribu per kilogram, ternyata permintaan terhadap kopi Gayo makin meningkat. "Permintaan terbesar kopi Gayo berasal dari pembeli di luar negeri, terutama dari Amerika Serikat, Eropa, Australia, dan beberapa negara Asia," tambah Rizwan.