[caption id="attachment_357878" align="aligncenter" width="648" caption="WiFi gratis, teh, kopi susu, dan air mineral juga gratis di Ariesta Motor, Bali"][/caption]
Cara berpikir seorang pebisnis terkadang unik dan rumit. Sulit menebak metodenya meraih untung. Namun, banyak yang melihat bisnis sebagai hitungan perkalian. Dalam pikirannya bagaimana memperoleh untung besar, kalau bisa berkali-kali lipat. Mereka yang berpaham seperti ini akan menjual semua fasilitas dan jasa yang bisa menghasilkan uang.
Nun, disebuah tempat di Denpasar, Bali, tersebutlah seorang pebisnis yang memandang usahanya sebagai ladang amal. Dia melihat costumer sebagai tamu, bukan pembeli. Tamu harus dilayani, dijamu, diberi minum dikala haus, disediakan sofa untuk istirahat. Disediakan WiFi untuk mencari ilmu dan menulis. Semua perjamuan itu gratis.
[caption id="attachment_357880" align="aligncenter" width="640" caption="Sosok-sosok yang siap melayani para pembawa rezeki di car wash yang dikelola Agung Soni"]
[/caption]
Tamu itu datang untuk memberinya pekerjaan mencuci mobil. Mereka membagi rezeki kepadanya dan orang-orang yang dipekerjakannya. Rezeki itu wajib disyukuri dengan wujud menghormati pembawa rezeki. Mereka layak dibalas dengan imbalan fasilitas serba gratis. Esok, pembawa rezeki itu akan membawa temannya, juga pembawa rezeki. Percayalah, rezeki hamba diatas hamba.
Siapa sosok yang berpandangan seperti itu? Dia adalah Mas Agung Soni, penulis inspiratif yang banyak mengulas sosok-sosok inspiratif disekitarnya. Disela-sela kesibukannya mengelola usaha car wash itu, blogger handal ini masih sempat menulis di Kompasiana.
Dari rumah toko bermerek Ariesta Motor Jalan Tukad Batanghari Denpasar itu, Agung Soni memanfatkan fasilitas internet untuk memperkenalkan sosok inspiratif kepada dunia. Sosok-sosok yang terlupakan, oleh Agung Soni ditulis dari sisi yang menarik. Sosok itu kemudian dikenal dunia. Untuk apa? Supaya sosok itu kembali mendapatkan jalan rezekinya.
Bacalah tulisan Mas Agung Soni yang berjudul “Perempuan-perempuan Perkasa Bali di Malam Hari.” Agung Soni menceritakan sosok perempuan Bali yang bekerja sebagai suun, jasa membawa barang. Tanpa tulisan ini, dunia tidak pernah tahu bahwa Bali yang gemerlap dengan industri pariwisata dan hiburan ternyata menyimpan sosok-sosok perempuan perkasa disana.
Baca juga tulisan Agung Soni yang berjudul “Pak Angin, Derita Pengamen Sepuh Jalanan dan Tunanetra.” Dia menutup tulisannya dengan sebuah paragraf yang membuat para pembaca harus menitikkan airmata, histeris, bahkan ingin menyongsong sosok Pak Angin.
Apa yang ditulis Mas Agung Soni? “Langkah Pak Angin yang terseok dan lemah renta akan terus membayang dipelupuk mataku. Pak Angin adalah manusia yang menang dan berkuasa pada dirinya sendiri, karena ia menang dari emosi kotor insani untuk mengecam pahitnya kehidupan. Ia cenderung sangat mudah untuk melupakan semuanya.”
Agung Soni, penulis inspiratif yang menulis sosok inspiratif. Baginya, internet adalah alat untuk berbagi kepada sesama. Berbagi kisah, berbagi fasilitas WiFi gratis, bahkan berbagi rezeki. Begitulah jika pebisnis melihat usahanya sebagai ladang amal, maka semua dibagi kepada sesama, semata-mata untuk amal jariah.
[caption id="attachment_357879" align="aligncenter" width="640" caption="Aktivitas car wash di tempat usaha Agung Soni"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H