Lihat ke Halaman Asli

Syukri Muhammad Syukri

TERVERIFIKASI

Menulis untuk berbagi

Perempuan ini Ajar Petani Bikin Pupuk Organik

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1419696481104669564

[caption id="attachment_361989" align="aligncenter" width="432" caption="Masna Manurung (rompi hijau) sedang memandu para petani membuat pupuk bokashi di Kampung Mude Nosar, Bintang, Aceh Tengah."][/caption]

Seorang perempuan bernama Masna Manurung, Jumat (26/12/2014) tidak merasa canggung untuk mengajar petani di Kampung Mude Nosar Kecamatan Bintang, Aceh Tengah. Di desa terpencil yang terletak di pinggir Danau laut Tawar itu, dia memandu anggota kelompok tani (poktan) binaannya membuat pupuk bokashi (pupuk organik) secara mandiri.

Gagasan itu terkait dengan makin meningkatnya permintaan pasar terhadap produk pertanian yang 100% organik. Selain karena permintaan pasar, bahan baku pupuk organik cukup tersedia di Kampung Mude Nosar. Bahan baku itu selama ini dibiarkan menumpuk di permukaan jalan.

Masna mengakui, akhir-akhir ini para petanisudahmulai meninggalkan pestisida kimia dan pupuk an-organik. Disamping harganya yang terus melambung, mereka mulai memahami bahwa bahan kimia itu dapat membahayakan kesehatan. Sebaliknya, pupuk organik dapat dibuat sendiri, bahan bakunya cukup dan harganya sangat murah.

Perempuan ini adalah seorang penyuluh pertanian honorer yang bertugas di Kecamatan Bintang. Dia sudah lama terobsesi ingin melatih cara pembuatan pupuk organik bagi petani binaannya. Petani yang tergabung dalam Poktan Tunes Mude ini umumnya sudah seusia orang tuanya, tetapi dia tidak merasa canggung mengajar mereka.

Pupuk organik itu bernama bokashi, kata Masna Manurung. Bahan bakunya sangat sederhana dan mudah ditemukan di Kampung Mude Nosar. Bahan bakunya terdiri dari kotoran kambing, kotoran kerbau, kotoran ayam, sekam (dedak) padi, gula merah dengan aktivator yang digunakan adalah EM-4.

Selama ini, bahan baku itu terbuang begitu saja sehingga lingkungan sekitarnya tercemar. Sekarang, bahan yang terbuang itu akan digunakan sebagai pupuk yang sangat bermanfaat bagi tanaman milik petani.

Hal yang paling menarik, kata Masna Manurung, dengan penggunaan agensia hayati dan pestisida organik sudah dapat dirasakan manfaatnya oleh angota poktan binaannya. Salah satunya dapat mengurangi pestisida kimia sampai 50% meskipun dalam cuaca musim hujan seperti sekarang ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline