Lihat ke Halaman Asli

Syukri Muhammad Syukri

TERVERIFIKASI

Menulis untuk berbagi

Dampak Perbincangan Batu Akik di Kompasiana TV

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14242563751971304792

[caption id="attachment_369542" align="aligncenter" width="640" caption="Suasana obral bongkahan batu akik, Rabu (18/2/2015) sore, di Takengon"][/caption]

Terawang mata batin Hendra Jaya terhadap jangka waktu berakhirnya booming bau akik di Kompasiana TV, Rabu (11/2/2015) lalu, ternyata membimbangkan para penimbun bongkahan bakal batu akik. Selama ini, penimbun bongkahan bakal batu akik itu bertahan dengan harapan harganya akan terus meroket. Kini, mereka ramai-ramai cuci gudang dengan harga obral, harga murah meriah.

Apa yang dikatakan kolektor batu akik dan pengeliling Indonesia itu di Kompasiana TV? Hendra Jaya mengatakan, menurut terawangan mata batinnya bahwa booming batu akik masih bertahan sampai 2 tahun mendatang.

Sebelumnya, kompasianer Ben Baharuddin Nur mengingatkan: “Janganlah mengatakan tidak akan menjual batu akiknya. Ketika pasaran batu akik lagi naik daun, jual lah, belilah hal lain yang lebih bermanfaat. Kalau nanti sudah kepepet baru batu akik itu dijual, harganya jatuh”.

Perbincangan tentang Batu Akik Harga Selangit di Kompasiana TV malam itu, ternyata ditonton oleh para penggemar batu akik di Aceh. Buktinya, salah seorang penimbun bongkahan bakal batu akik asal Meulaboh, Rabu (18/2/2015) sore, melepas stok bongkahan batu akiknya di Jalan Sengeda, Takengon, Aceh Tengah.

Lelaki berkulit gelap itu memarkir mobil pikap L-300 berwarna hitam yang penuh bongkahan batu di depan Warkop Horas Kopi Gayo. Kemudian dia berseru, obral batu lavender dan cempaka! Dijual murah, mulai dari Rp 10 ribu sampai Rp 100 ribu perbiji. Ayo, dipilih-dipilih, lagi cuci gudang!

[caption id="attachment_369543" align="aligncenter" width="270" caption="Bongkahan batu akik jenis lavender yang dijual seharga Rp 30 ribu per biji."]

14242564691728661750

[/caption]

Saya bertanya kepada lelaki berkulit gelap itu, kenapa dia melepas stok bongkahan batu akiknya? Kata lelaki itu, dia sudah tonton Kompas TV, harga batu akik akan segera turun. “Paling lama dua tahun lagi kata orang di Kompas TV,” bisik lelaki itu.

Makin lama makin banyak yang merapat ke mobil pikap itu. Satu persatu bongkahan bakal batu akik itu beralih ke tangan pembeli. Batu akik memang menarik, apalagi diobral ditengah pasar. Harganya bisa selangit jika berhasil diolah oleh pengrajin ahli.

Dan, obral bongkahan batu akik sore itu lebih menarik dari pada pengumuman Presiden Jokowi tentang masa depan KPK dan Polri. Warga yang sebelumnya menunggu pengumuman penting itu di warkop Horas Kopi Gayo, tiba-tiba berhamburan keluar.

Salah seorang pengopi yang berlari ke arah mobil pengobral bongkahan batu akik itu adalah Jon Temasmiko (56). Lelaki ini dikenal sebagai salah satu kolektor batu akik di Aceh Tengah. Ditanya tentang kemungkinan jatuhnya harga batu akik seperti perbincangan di Kompasiana TV beberapa waktu lalu, Jon mengaku tidak khawatir.

“Saya nggak menjualnya, saya suka mengumpulkan batu akik lokal, terutama yang warnanya unik,” pungkas Jon sambil menjinjing bungkusan berisi 4 bongkahan bakal batu akik jenis lavender.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline