Lihat ke Halaman Asli

Meningkatkan Kefasihan Membaca Al-Quran Anak-Anak Saat Pandemi

Diperbarui: 17 November 2021   19:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi Covid-19 merupakan wabah virus corona yang telah memakan banyak korban di seluruh dunia, khususnya di Indonesia. Dampak dari virus tersebut sangat dirasakan oleh masyarakat, terutama pada segi ekonomi dan pendidikan. Misalnya dibidang pendidikan, banyak sekali anak-anak yang terhambat kegiatan belajarnya karena sistem daring/online. Kemudian juga dengan aktivitas yang dilakukan serba di rumah aja, anak-anak lebih banyak memanfaatkan waktunya dengan bermain gadget, menonton televisi, sehingga waktu menjadi tidak produktif. Waktu yang digunakan dengan hal-hal tidak bermanfaat tersebut, menyebabkan anak-anak menjadi lupa akan ilmu agama, seperti membaca Al-Qur’an.

Kegiatan mengaji anak-anak yang biasanya dilaksanakan setiap malam ba’da sholat maghrib di setiap musholla, dihentikan sementara waktu karena adanya pandemi Covid-19  saat ini, sehingga bimbingan tersebut dialihkan kepada orang tua. Bimbingan dari orang tuapun terkadang juga sulit karena faktor kebiasaan mereka bermain gadget, menonton televisi, sehingga kebiasaan tersebut sulit untuk ditinggalkan oleh mereka meskipun telah diingatkan oleh orang tua mereka, ditambah dengan bacaan Al-Qur’an orang tua yang kurang fasih sehingga anak-anak menjadi kurang kemahirannya dalam membaca Al-Qur’an.

Setelah Pemerintah menghimbau kepada masyarakat untuk membiasakan diri dengan memulai adaptasi baru atau New normal dan menggencarkan vaksinasi, sejumlah kegiatan keagamaan seperti beribadah dan mengaji telah kembali dapat dilakukan. Kegiatan tersebut boleh dilakukan dengan catatan harus mematuhi protocol kesehatan, kini anak-anak yang ingin meningkatkan kemahiran dalam membaca Al-Quran sudah bisa dilakukan di tempat-tempat pendidikan Al-Qur’an seperti Tempat Pendidikan Al-Qur’an (TPA/TPQ) dan musholla-musholla yang sering kita jumpai di daerah kita masing- masing. Aturan-aturan baru pun harus tetap diterapkan, seperti menggunakan masker serta mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer sebelum masuk ruangan dan menjaga jarak anak-anak saat melakukan proses belajar mengaji.

Kegiatan mengaji yang biasa dilakukan anak-anak setiap ba’da maghrib tersebut, membuat salah satu Mahasiswa kelompok 94 KKN R-DR 77 UIN Walisongo Semarang ingin melakukan kegiatan program kerjanya yaitu membimbing anak-anak mengaji di sekitar rumahnya. 

Tujuan ia mengadakan kegiatan bimbingan tersebut, karena jumlah pengajarnya yang sedikit sedangkan anak-anak yang belajar ngaji cukup banyak sehingga dalam membimbing mereka mengaji pun pengajar mengalami kesulitan. Kemudian tujuan lainnya yaitu ia ingin mengajarkan ilmu tajwid kepada anak-anak karena mereka masih banyak yang kurang memperhatikan panjang pendek huruf bacaan Al-Qur’annya, serta ia juga ingin memberikan semangat kepada anak-anak untuk meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’annya dimasa pandemi covid-19 saat ini.

Yang terpenting dalam kegiatan belajar mengaji ini, bukan hanya sekedar membaca Al-Qur’an saja, melainkan juga seberapa baik dan benar kemampuan anak-anak dalam membaca Al-Qur’an sesuai dengan tajwidnya. Mempelajari ilmu tajwid sangat penting karena dapat mempermudah kita untuk mengetahui panjang pendek lafadz bacaan serta hukum membaca Al-Qur’an. Dalil Al-Qur’an yang menerangkan bahwasanya membaca Al-Quran dengan memahami tajwid yang baik dan benar terdapat dalam Q.S Al- Muzammil ayat 4 yang artinya “Dan bacalah Al- Qur’an itu dengan perlahan/tartil (bertajwid).”

Di dalam ayat tersebut jelas menunjukkan bahwasanya Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad agar membaca Al-Qur'an secara seksama (tartil). Artinya ialah membaca Al-Qur'an dengan pelan-pelan, membaca dengan fasih, dan merasakan makna dan maksud dari ayat-ayat yang dibaca tersebut, sehingga berkesan didalam hati. 

Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam pun wajib untuk memahami bacaan Al- Qur’an dengan sebaik-baiknya dan  mengajarkannya kepada orang lain khususnya kepada anak-anak sejak usia dini yang dimulai dengan memperkenalkan kepada mereka kitab yanbu’a atau iqra’ terlebih dahulu, untuk membantu mereka dengan mudah dalam mengenal huruf-huruf hijaiyyah serta mengajarkan kepada mereka lafadz atau bacaan setiap huruf-hurufnya. Dengan mengajarkan Al-Qur’an kepada anak sejak dini, dapat membantu mengembangkan pemikiran anak dalam mempelajari Al-Qur’an

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline