Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Syaif Devano

Mahasiswa Universitas Negeri Malang

Sinergi Mahasiswa Pendidikan Sejarah dalam Membangun Kualitas Pembelajaran Lewat Program Asistensi Mengajar di MAN 1 Kota Malang

Diperbarui: 20 Desember 2024   16:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerbang depan MAN 1 Kota Malang (Sumber: Google Maps MAN 1 Kota Malang) 

Dalam dunia pendidikan, kolaborasi antara lembaga kementrian pendidikan dan perguruan tinggi menjadi hal yang krusial dalam pengembangan kualitas pembelajaran di Indonesia. Salah satu bentuk kolaborasi yang kini semakin populer adalah program asistensi mengajar. Program ini tidak hanya memberikan pengalaman praktis bagi mahasiswa calon guru, tetapi juga mendukung peningkatan kualitas belajar-mengajar di sekolah. Di MAN 1 Kota Malang, pelaksanaan asistensi mengajar oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Malang (UM) telah menjadi contoh kolaborasi efektif antara kedua institusi. Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk berinteraksi dan terjun langsung dengan peserta didik untuk mengembangkan keterampilan mengajar, dan menerapkan teori pendidikan dalam praktik. Di sisi lain, guru dan peserta didik MAN 1 Kota Malang turut mendapatkan manfaat berupa pendekatan pembelajaran yang lebih inovatif. 

Asistensi mengajar merupakan kegiatan praktik lapangan yang melibatkan mahasiswa calon guru untuk turut serta dalam proses belajar-mengajar di sekolah. Program ini bertujuan untuk memperkaya pengalaman mengajar mahasiswa, memperkenalkan mereka pada dinamika kelas yang sebenarnya, serta mengasah keterampilan pedagogik dan profesional mereka. Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Malang, sebagai calon guru sejarah, memiliki tanggung jawab besar untuk menumbuhkan minat dan pemahaman peserta didik terhadap sejarah. Asistensi mengajar memberikan ruang bagi mereka untuk mengeksplorasi metode pembelajaran yang kreatif, menyampaikan materi sejarah dengan pendekatan yang menarik, dan menciptakan suasana kelas yang interaktif.

Profil MAN 1 Kota Malang sebagai Mitra Asistensi Mengajar

MAN 1 Kota Malang dikenal sebagai salah satu madrasah unggulan di Jawa Timur. Madrasah ini tidak hanya menitikberatkan pada pendidikan agama, tetapi juga memadukan ilmu pengetahuan umum dan teknologi dalam proses pembelajaran. Dengan peserta didik yang memiliki latar belakang dan potensi beragam, MAN 1 Kota Malang menjadi tempat yang ideal bagi mahasiswa pendidikan untuk berlatih mengajar.Salah satu keunggulan MAN 1 Kota Malang adalah komitmennya terhadap inovasi pembelajaran. Sekolah ini kerap berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi, untuk meningkatkan kualitas pengajaran. Kehadiran mahasiswa asistensi mengajar dari UM memberikan dinamika baru dalam proses pembelajaran sejarah di sekolah ini.

Program asistensi mengajar di MAN 1 Kota Malang melibatkan sejumlah tahapan yang sistematis dan terstruktur. Dimulai dengan koordinasi antara pihak Universitas Negeri Malang dan MAN 1 Kota Malang, mahasiswa diberi arahan terkait peran mereka selama pelaksanaan program. 

1. Tahap Persiapan

Sebelum terjun ke kelas, mahasiswa peserta asistensi mengajar dibekali berbagai keterampilan dasar. Pelatihan ini mencakup perencanaan pembelajaran, penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), metode pengajaran kreatif, serta evaluasi pembelajaran. Selain itu, mahasiswa juga mendapatkan wawasan tentang pendekatan pembelajaran kontekstual agar materi dapat disampaikan secara relevan dengan kehidupan peserta didik.

2. Pelaksanaan di Kelas

Selama program, mahasiswa bertindak sebagai asisten guru mata pelajaran. Mereka berkolaborasi dengan guru pamong dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. Mahasiswa memiliki peran aktif dalam menyampaikan materi, mengelola diskusi kelas, dan memberikan penilaian formatif terhadap peserta didik. Salah satu tantangan yang kerap dihadapi adalah rendahnya minat peserta didik terhadap sejarah, yang sering dianggap sebagai mata pelajaran hafalan semata. Untuk mengatasi tantangan ini, mahasiswa dituntut untuk menerapkan metode inovatif, seperti pemanfaatan teknologi digital, pendekatan berbasis proyek (Project-Based Learning), serta permainan edukatif.

3. Evaluasi dan Refleksi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline