Di balik senja yang menatap redup,
Ayah berdiri, seperti gunung, kokoh dan tegap.
Langit pun mengagumi bayangmu yang tak pernah pudar,
Langkahmu adalah jejak yang menantang waktu.
Kau adalah awan, yang meneduhkan tanpa suara,
Badai datang, tapi kau tetap diam, memberi perlindungan.
Kau adalah api, menyala dalam diam,
Memasak harapan dan kehangatan, meski kadang tak tampak.
Di setiap sudut matamu, ada laut yang tenang,
Namun di dalamnya, ombak-ombak penuh rahasia.
Kau adalah pelaut, mengarungi hidup,