Apakah masih ada yang belum mengenal Raden Adjeng Kartini atau Raden Ayu Kartini atau RA Kartini? Sangat disayangkan jika masih ada yang tidak mengenalnya. Sejarah mencatat bahwa RA Kartini merupakan pelopor kebangkitan perempuan di Indonesia atau dikenal tokoh emansipasi wanita Indonesia.
Saat Indonesia belum merdeka, kemerdekaan perempuan juga masih terbatas dalam mengakses pendidikan. Hanya perempuan yang terlahir dari kaum bangsawan saja yang bisa mengakses suka cita pendidikan. Kartini tumbuh menjadi dewasa cerdas dan pemberani. Kecerdasan dan keberanian Kartini menjadikannya sosok perempuan yang disegani dan dihormati.
Kartini hadir terdepan dalam memperjuangkan nasib perempuan di tengah kemelut bangsa melalui pikiran, tenaga, dan waktunya. Kartini menilai bahwa telah terjadi diskriminasi hebat antara pria dan wanita dalam mengenyam pendidikan. Kartini tidak hanya menyoroti dengan penyataannya tetapi dibuktikan langkah nyata dengan medirikan sekolah, mengajar membaca dan menulis bagi kaum wanita sejak usia dini. Kartini bercita-cita mewujudkan perempuan Indonesia dapat menuntut ilmu dan belajar seperti sekarang. Perjuangannya tidak sia-sia. Jasanya yang amat besar bagi Indonesia sehingga Kartini ditetapkan menjadi Pahlawan Kemerdekaan Nasional (baca- https://id.wikipedia.org/wiki/Kartini).
Sebagai wujud penghargaan atas perjuangannya karena berhasil menyetarakan hak-hak kaum perempuan Indonesia di bidang pendidikan, masyarakat Indonesia selalu bersuka cita menyambut hari lahir perempuah hebat tanggal 21 April setiap tahunnya (baca-https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/amp/pr-011789907/sejarah-hari-kartini-diperingati-setiap-21-april-sang-pelopor-kebangkitan-perempuan-pribumi). Anak-anak hingga lansia biasanya larut dalam kebahagiaan pada setiap momen Hari Kartini.
Berbagai kegiatan positif pun dihelat di seluruh pelosok tanah air seperti lomba dan festival. Tidak tanggung-tanggung di sejumlah daerah biasanya berlangsung kegiatan beberapa hari dan puncak peringatannya 21 April. Apakah perayaan Hari Kartini di tengah pandemi Covid-19 tahun ini masih dapat disaksikan kemeriahannya?
Pemerintah Indonesia dan diikuti pemerintah daerah telah mengeluarkan himbauan dan sejumlah kebijakan pembatasan kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan untuk meminimalkan risiko penyebaran Covid-19.
Oleh karena itu, dibutuhkan kesabaran dan kesadaran warga untuk menahan diri menyambut Hari Kartini. Kegiatan meriah yang selama ini dipertontonkan, saatnya dikurangi atau bahkan ditiadakan dan diganti dengan bentuk partisipasi lainnya. Setiap momen peringatan Hari Kartini identik dengan perempuan.
Lalu, bagaimana partisipasi perempuan di masa peperangan melawan Covid-19? Sudah saatnya perempuan Indonesia hadir terdepan dan berjuang penuh semangat layaknya Kartini memperjuangkan pendidikan di tengah sulitnya bangsa Indonesia saat itu.
Kartini dikenal sosok yang mudah menyatu dengan masyarakat, meskipun lahir dari keluarga bangsawan tetapi tidak menjaga jarak sosial dengan lingkungannya. Kartini dikenal sangat merakyat. Semangat Kartini yang demikian dapat diwujudkan di tengah pandemi Covid-19. Kaum perempuan dapat mendorong perempuan lain di lingkungannya untuk berperilaku mencegah penularan Covid-19.
Perempuan dapat menjadi panutan dalam memerangi Covid-19 dan bersedia menjadi penerima vaksinasi yang sedang digalakkan pemerintah saat ini. Mengapa tidak? Kaum perempuan dewasa ini biasanya berkomunikasi langsung dan tidak langsung dalam berbagai kegiatan seperti acara pertemuan alumni dan arisan. Momentum ini dapat menjadi ruang dan waktu bagi kaum perempuan untuk melancarkan edukasi dan mempraktikkan perilaku pencegahan Covid-19.
Sikap kesederhanaan Kartini dapat dipraktikkan kaum perempuan saat pandemi Covid-19. Kaum perempuan seringkali menyelenggarakan kegiatan yang cenderung terlihat mewah, senang ramai, dan jauh dari kata sederhana. Situasi memerangi Covid-19 saat ini, kaum perempuan dapat menerapkan semangat kesederhanaan Kartini dengan mengurangi kegiatan yang tidak terlalu penting. Jika tetap mengadakan kegiatan yang dapat mengundang keramaian maka jumlahnya pun dibatasi dan senantiasa menerapkan protokol kesehatan.