Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Suhadi

Muhammad Suhadi

Sejarah Awal Lahirnya Bahasa Arab dan Pentingnya Mempelajari Bahasa Arab bagi Umat Muslim

Diperbarui: 18 Agustus 2020   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Bahasa Arab berkembang dari bahasa Aramaik yang dahulu banyak digunakan di kawasan Palestina dan digunakan Nabi Ibrahim beserta anak cucunya. Bahasa Aramaik dibawa oleh Nabi Ibrahim beserta istrinya Siti Hajar yang memiliki seorang anak yaitu Nabi Ismail. Nabi Ibrahim beserta Siti Hajar dan Ismail kecil kemudian pergi ke Mekkah lalu tinggal disana, sedangkan Nabi Ibrahim selalu pulang pergi antara Palestina dan Mekkah. Siti hajar berasal dari Mesir dan menggunakan bahasa Qibti yang digunakan oleh masyarakat Mesir saat itu. Hal ini membuat Nabi Ismail bisa menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Aramaik dari ayahnya dan bahasa Qibti dari ibunya.

Kemudian Siti Hajar menemukan air zam-zam yang mengalir terus dan tiada habisnya. Hal ini membuat para kabilah atau pedagang yang lewat lalu tinggal disitu. Semakin lama tempat itu dipenuhi para pedagang dan menjadi sebuah perkampungan yang ramai. Dan orang-orang yang datang berasal dari daerah yang berbeda-beda dengan latar belakang bahasa yang tidak sama sehingga terjadi pembauran beberapa bahasa di tempat itu.dari sinilah awal mula sejarah lahirnya bahasa Arab karena Nabi Ismail kemudian menggabungkan beberapa bahasa tersebut lalu menjadi bahasan Arab. 

Lalu bahasa ini mulai berkembang dan menjadi bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi penduduk sehari-hari.
Bahasa Arab sesungguhnya merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan umat Islam, oleh karena itu mempelajari dan menguasai bahasa menjadi keperluan bagi setiap Muslim. Baginya, bahasa Arab perlu untuk membentuk pribadi sebagai Muslim dan meningkatkan kualitas keimanan dan pemahaman terhadap ajaran agama, bahkan perlu sebagai sarana dakwah penyebaran agama Islam. 

Bahasa Arab perlu dipandang sebagai "bahasa Agama" dan bukan sebagai bahasa budaya, etnis, kawasan, maupun negara tertentu saja. Itu ditandai dengan banyaknya tokoh dan ulama Muslim yang berasal dari bukan kawasan Arab, semisal Al-Gazali, Al-Biruni, Ibnu Sina, Al-Razi, Al-Kindi, dan sebagainya. Namun menguasai bahasa Arab sebagai bagian dari studi Islam yang mereka tekuni. Selain itu, agama Islam yang salah satu unsurnya adalah bahasa Arab menjadi budaya yang dominan mewarnai kehidupan umat Islam ditingkat pribadi, keluarga, dan masyarakat.

Seperti yang kita ketahui bahwasanya jalan yang memberi kita suatu jaminan keselamatan bahkan kenikmatan yang tidak terhitung yaitu memperdalam atau mengamalkan ajaran Al-qur'an dan As-Sunnah. Seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dan yang dipahami oleh para sahabatnya. Seperti hadist berikut: "Aku meninggalkan sesuatu bersama kalian, jika kalian berpegang teguh padanya, kalian tidak akan tersesat selama-lamanya yaitu Kitabullah dan Sunnahku." (HR. Imam Malik dalam Al-Muwaththa' 2/889). Seperti yang juga kita ketahui bahwasanya Allah SWT menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-qur'an karena bahasa Arab adalah bahasa yang terbaik yang pernah ada . seperti firman Allah SWT di dalam Al-qur'an Surah Yusuf sebagai berikut: " Sesungguhnya telah kami jadikan Al-qur'an dalam bahasa Arab supaya kalian memikirkannya. "

Syaik Abdurrahman As-Sa'di Rahimahullah juga berkata di dalam hadistnya sebagai berikut: " Bahasa yang paling mulia adalah bahasa Arab yaitu bahasa Rasul yang diutus kepada mereka dan menyampaikan dakwahnya dalam bahasa itu juga. Bahasa yang jelas dan gamblang maka renungkanlah bagaimana berkumpulnya keutamaan-keutamaan yang baik ini. Karena Al-qur'an adalah kitab yang paling mulia, diturunkan melalui Malaikat yang paling utama, diturunkan kepada manusia yang paling utama juga, dimasukkan ke dalam bagian tubuh yang paling utama yaitu hati, kemudian disampaikan kepada umat yang paling utama dengan bahasa yang paling utama dan paling fasih yaitu bahasa Arab yang jelas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline