Lihat ke Halaman Asli

Cinta Regu Badak (15)

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

9
PENGGUSURAN

Keesokan hari hingga beberapa hari berikutnya, aku, Bondan dan Anton bergerilya mencari tambahan uang untuk membayar ganti rugi pot bunga milik bapak Anton yang pecah disenggol sepeda bapak tempo hari. Bondan menjual belut dan ikan gabus hasil tangkapannya, aku dan Anton berjualan tebu di sekolah di saat istirahat. Alhamdulillah jualan kami laris manis. Tak lama sesudah itu kami berhasil mengumpulkan uang walau tidak banyak.

Bondan dan Anton menyerahkan semua uang hasil kerja mereka kepadaku. Di pondok petani tengah sawah tempat biasa kami bermain kami menghitung uang tersebut. Semua recehan limpol (lima puluh perak). Bunyinya gemerincing disaat uang logam itu jatuh di lantai pondok yang terbuat dari papan. Kami bersorak girang melihat jumlah uang yang lumayan banyak.

Uang itulah yang aku berikan kepada bapak di suatu hari ketika bapak hendak berangkat ke kota mengantarkan orderan kainnya yang telah selesai dijahit. Bapak melihat uang recehan setengah kantong plastik di tanganku. Uang itu lumayan berat. Bapak terkejut dan tiba-tiba marah kepadaku.

“Dari mana Kau mendapat uang sebanyak ini? Kau mencuri?”

“Tidak Pak, aku bekerja,” jawabku takut.

“Bekerja? Kerja apa? Kalau pun Kau bekerja butuh berbulan-bulan baru Kau dapat uang sebanyak ini,” kata Bapak lagi.

Ibu yang mendengar ribut-ribut suara Bapak langsung datang ke tengah rumah. Ibu habis mencuci pakaian.

“Ada apa Pak, kok ribut-ribut?” tanya ibu penasaran.

“Ini si Agam, dari mana dia dapat uang sebanyak ini?”

Ibu melihat isi kantong plastik yang ditunjuk Bapak di atas meja. Ibu menarik napas dalam-dalam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline